Tuesday, June 21, 2016

Pedosfer dan Proses Pembentukan Tanah

Pedosfer dan Proses Pembentukan Tanah

Pedosfer dan proses pembentukan tanah. Pedosfer adalah lapisan paling atas dari permukaan bumi yang dimana terdapat berlangsungnya proses pembentukan tanah. Tanah terjadi karena melalui proses batuan yang mengalami pelapukan dalam jangka waktu yang lama. Tanah ini terbentuk dari campuran hasil pelapukan batuan, bahan anorganik dan organic, air dan udara. Ilmu yang mempelajari tanah adalah pedeologi.

A. Faktor pembentuk tanah

  1. Batuan induk. Batuan induk terdiri dari batuan vulkanik, batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf. Batuan induk sangat mempengaruhi sifat kimia suatu tanah.
  2. Iklim. Keadaan suhu dan curah hujan yang sangat berpengaruh terhadap reaksi kimia maupun fisika dalam tanah. Jika suhu tinggi proses pelapukan akan lebih cepat.
  3. Waktu. Dalam pembentukan tanah waktu sangat berpengaruh terhadap lama tidaknya waktu yang dibutuhkan. Semakin lama waktu yang dibutuhkan oleh bebatuan maka makin lapuk dan menjadi akan tanah.
  4. Topografi (bentuk lahan). Bentuk lahan ini akan mempengaruhi tebal atau tipisnya suatu lapisan tanah. Tanah tersusun dari 4 bagian yaitu : 45% bahan mineral, 5% bahan organic, 25% air tanah dan 25%nya lagi udara tanah.
  5. Organisme (jasad renik). Organisme ini sangat berperan dalam proses pembentukan tanah. Contohnya dalam proses pelapukan dan pembentukan humus.

B. Sifat fisik dan morfologi tanah

Tanah memilki sifat fisik dan morfologi yaitu sebagai berikut :
  1. Tekstur tanah. Tekstur tanah sangat bervariasi mulai dari yang kasar sampai yang halus. Dan ukurannya pun sangat beragam dari ukuran yang besar sampai yang kecil. Tanah yang ukurannya lebih 2 mm disebut tanah yang memilki tekstur kasar contohnya, kerikil. Sedangkan tanah yang ukurannya kurang dari 2 mm disebut tanah yang memiliki tekstur yang lembut. contohnya, pasir dan debu.
  2. Struktur tanah. Struktur tanah adalah gumpalan – gumpalan yang kecil dari butiran – butiran tanah. Gumpalan – gumpalan tersebut memiliki ukuran dan bentuk yang sangat berbeda. Jika dilihat dari bentuknya struktur tanah dibedakan menjadi 6 yaitu : lempengan, prisma, tiang, glanular, remah dan gumpal.
  3. Warna tanah. Perbedaan warna suatu tanah disebabkan karena adanya kandungan bahan organis, air dan perkembangan tanah. Jika tanah banyak mengandung bahan organis berarti tanah tersebut warnanya gelap.
  4. Pori – pori tanah. Pori – pori tanah adalah lubang tanah yang berisi udara dan air. Pori – pori ini sangat berguna bagi tumbuhan untuk bernapas. Tanah yang memiliki pori besar akan sulit untuk menahan air.

C. Jenis – jenis tanah

Di Indonesia memiliki berbagai macam jenis – jenis tanah yaitu sebagai berikut 
  1. Tanah aluvial. Tanah aluvial merupakan tanah hasil sedimentasi dari batuan alluvium yang terbawa oleh air sungai. Tanah ini sifatnya subur, memilki tekstur dan pH yang beragam dan belum terbentuk struktur.
  2. Tanah vulkanik. Tanah vulkanik adalah tanah yang berasal dari pelapukan batuan vulkanik. Tanah ini terbentuk dari letusan gunung api. Tanah ini memiliki sifat sangat subur untuk pertanian.
  3. Tanah gambut. Tanah gambut merupakan tanah yang asalnya dari bahan induk organik yang terdapat didaerah rawa. Tanah ini sangat tidak cocok untuk pertanian karena tanahnya kurang subur. Warna tanah ini agak gela dan sifatnya sangat asam.
  4. Tanah litosol. Tanah litosol merupakan tanah yang berasal dari batuan yang bahan induknya batuan sedimen. Tanah ini memiliki tekstur yang beragam dan umumnya berpasir.
  5. Tanah podsol. Tanah podsol adalah tanah yang batuan induknya berupa batuan pasir dan memiliki kandungan hara yang tinggi. Tanah ini memiliki tekstur yang halus, struktur yang bergumpal dan tingkat kesuburan tanah rendah.

Demikianlah yang dapat saya sampaikan tentang pedosfer dan proses pembentukan tanah. Semoga bermanfaat dan selamat belajar.

No comments:

Post a Comment

Disqus Shortname

Ad Inside Post

Comments system