Showing posts with label Sejarah. Show all posts
Showing posts with label Sejarah. Show all posts

Wednesday, October 5, 2016

Periodesasi Kebudayaan Zaman Batu Muda dan Zaman Batu Besar

Periodesasi Kebudayaan Zaman Batu Muda dan Zaman Batu Besar


Periodesasi kebudayaan zaman batu muda dan zaman batu besar. Periodesasi yaitu tahap perkembangan kebudayaan masyarakat pada zaman prasejarah. Pada kesempatan ini saya akan membahas periodesasi kebudayaan zaman batu muda (neolitikum) dan zaman megalitikum. zaman megalitikum ini banyak hasil kebudayaannya berupa batu besar yang sering digunakan untuk kegiatan pemujaan terhadap roh nenek moyang. Sedangkan pada zaman batu muda manusia sudah dapat memproduksi makanan sendiri dan itu merupakan revolusi manusia. Peninggalan kebudayaan berupa alat – alat pun tidak cukup banyak pada zaman batu muda ini. Sedangkan pada zaman megalitikum alat – alat hasil kebudayaannya cukup banyak, dibandingkan pada zaman batu muda.

1. Zaman batu muda (neolitikum)

Pada masa ini perkembangan manusia sudah sangat maju dibandingkan pada masa sebelumnya. Karena manusia pada zaman ini sudah mulai menghasilkan makanan sendiri (food producing). Artinya bahwa manusia pada zaman ini sudah tinggal menetap dan bercocok tanam. Alat – alat pada zaman batu muda sudah halus, karena sudah mengenal teknik mengasah. Contoh hasil kebudayaan pada zaman batu muda :
  1. Kapak persegi, yaitu kapak yang bentukya memanjang. Daerah penemuan alat ini yaitu diantaranya Bali, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dll. Kegunaan alat ini yaitu untuk keperluan perlengakapan uapacara.
  2. Kapak lonjong, yaitu kapak yang berbentuk lonjong pada penampangnya. Tetapi pada ujungnya lancip ditempatkan tangkai. Kapak lonjong ini ada 2 macam yaitu Kleinbeil disebut kapak yang berukuran kecil. Sedangkan kapak yang berukuran besar yaitu disebut dengan Walzenbeil. Kegunaan alat ini yaitu untuk kepentingan upacara. Tempat penemuan kebanyakan di Indonesia Bagian Timur yaitu Sulawesi, Flores, Maluku dll.
  3. Gerabah. Selain kedua alat di atas ada juga alat gerabah yang sering di gunakan untuk keperluan upacara juga. Atau bahkan untuk hiasan. Tempat penemuan gerabah ini yaitu di Jawa, Sumatra, Sulawesi.
Jadi intinya dari beberapa alat di atas kebanyakan digunakan untuk keperluan upacara sehari – hari. Manusia pendukung pada zaman batu muda yaitu bangsa proto melayu ( melayu tua) yang muali ada pada 2000 SM. Kepercayaan masyarakat pada zaman batu muda yaitu percaya pada roh – roh yang berkekuatan alam gaib dan benda yang memiliki kekuatan gaib.

2. Zaman batu besar (megalitikum)

Pada zaman megalitikum disebut kebudayaan batu besar karena pada saat itu batu yang dihasilkan berukuran besar. Yang digunakan untuk kegiatan keagamaan penghormatan dan pemujaan terhadap leluhur. Hasil – hasil kebudayaan megalitikum memberikan mengenalkan kita pada perkembangan kepercayaan, terutama pemujaan terhadap arwah nenek moyang. Contoh hasil kebudayaan megalitikum :
  1. Menhir, yaitu tugu batu yang terbuat dari batu tunggal sebagai tanda melambangkan arwah nenek moyang. Sehingga menhir menjadi benda pemujaan. Fungsi dari menhir ini yaitu sebagai tempat untuk pemujaan terhadap roh nenek moyang yang telah meninggal. Menhir ini banyak ditemukan di Pasemah, Sumatra Selatan.
  2. Punden berundak, yaitu bangunan pemujaan terhadap roh nenek moyang yang bentuknya bertingkat – tingkat. Punden berundak banyak ditemukan didaerah sukabumi, Jabar.
  3. Dolmen, yaitu meja batu yang digunakan sebagai tempat meletakkan sesaji.
  4. Sarkofagus, yaitu peti jenazah yang terbentuk seperti lesung tapi memiliki tutup yang digunakan untuk menyimpan mayat. Sarkofagus sama halnya dengan keranda. Tempat penemuan sarkofagus yaitu Bali dan Sumbawa Barat.
  5. Kubur peti batu, yaitu peti jenazah yang terpendam di dalam tanah dan berbentuk persegi panjang. Kubur peti batu banyak ditemukan di Kuningan, Jabar.

Demikianlah yang dapat saya sampaikan tentang periodesasi kebudayaan zaman batu muda dan  zaman batu besar. Semoga bermanfaat bagi anda.

Sunday, October 2, 2016

Ciri – Ciri Sosial Masyarakat Pada Masa Berburu dan Bercocok Tanam

Ciri – Ciri  Sosial Masyarakat Pada Masa Berburu dan Bercocok Tanam

Ciri-ciri sosial masyarakat pada masa berburu dan bercocok tanam. Perkembangan manusia pada zaman dahulu mengalami beberapa tahap (periodesasi) yaitu diantaranya mulai dari masa berburu dan bercocok tanam. Masyarakat berburu pada zaman dahulu umumnya hidup berpindah – pindah sesuai dengan keadaan alam berdasarkan ketersediaan makanan di tempat satu dengan tempat lainnya. Sedangkan pada saat masa bercocok tanam masyarakat sudah mulai berkembang dalam berpikir sehingga dapat mempertahankan hidupnya dengan cara sudah mampu memproduksi bahan makanan sendiri dan tinggalnya sudah menetap tidak berpindah pindah lagi.

1. Masyarakat pada masa berburu (food gathering)

Pada masa ini keadaan alam belum stabil dan kondisinya masih berubah – ubah. Sehingga mengakibatkan perkembangan kebudayaannya masih begitu lambat. Masyarakat berburu masih sangat tergantung pada alam sekitar dan tinggalnya pun di alam terbuka. Manusia pendukung pada masa ini yaitu : Pithecanthropus Erectus, Pithecanthropus Soloensis dan Homo Wajakensis.

a. Ciri – ciri sosial
  1. Hidupnya mengelompok
  2. Hidupnya berpindah – pindah
  3. Tinggal di alam terbuka (gua – gua dekat sungai)
  4. Terjadi pembagian kerja antara laki – laki dan perempuan. Laki – laki bertugas berburu, sedangkan perempuan menjaga anak.
  5. Konsep perkawinan yang tidak begitu jelas.
b. Ciri – ciri budaya dan teknologi
  • Masyarakat berburu membuat peralatan hidup dari batu tulang dan kulit kayu
  • Sudah membuat perhiasan sangat primitif yaitu dengan merangkai kulit kerang.
Benda – benda hasil kebudayaan berburu yaitu sebagai berikut :

1. Kapak perimbas

Kapak yang tidak memiliki tangkai dan digunakan dengan menggenggam. Penemuan kapak ini yaitu di daerah Punung (kab Pacitan) oleh Von Koeningswald (1935).

2. Alat serpih

Bentuk alat serpih ini sangat sederhana dan biasa digunakan sebagai pisau atau alat penusuk. Alat ini di temukan oleh Von Koeningswald (1934) di Sangiran.

3. Flakes

Alat ini seperti kapak gengam tapi bentuknya kecil. Orang dahulu tinggal gua – gua sebagai tempat tinggal. Tempat tinggal di gua – gua disebut Abris Sous Roche yang banyak di temukan di Leang – leang Sulawesi Selatan. Selain itu juga di temukan tumpukan kulit kerang yang menggunung yang di sebut dengan Kjokkenmoddinger. Yang menunjukkan masyarakat dulu tinggal di tepi pantai.

4. Alat – alat tulang

Pembuatan alat tulang ini diperoleh dari tulang – tulang binatang hasil buruannya. Yang dibuat untuk dapat membantu usaha memenuhi kebutuhan hidupnya.

c. Ciri kehidupan ekonomi

Masyarakat berburu hidupnya masih bergantung pada alam dan berkelompok untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tempat tinggal mereka pun tidak menetap atau berpidah – pindah.

d. Kepercayaan

Pada masa berburu masyarakatnya mengenal penguburan mayat orang yang sudah meninggal berarti masyarakat tersebut sudah mengenal kepercayaan tentang hubungan antara orang hidup dengan orang yang sudah meninggal.

2. Masyarakat pada masa bercocok tanam

Pada masa bercocok tanam ini manusia sudah dapat mempertahankan hidupnya. Sehingga manusia tersebut sudah menetap di suatu tempat. Masa bercocok tanam ini manusia sudah mulai membuka perladangan dengan membersihkan hutan dan menanaminya atau yang disebut dengan berhuma. Dengan cara ini mereka memproduksi makanan dasar utama untuk hidup menetap.

a. Ciri sosial

Kehidupan masyarakat pada masa bercocok tanam sudah mengalami peningkatan yang begitu pesat. Kehidupan masyarakat yang berbeda dari sebelumnya yaitu manusia sudah mengenal bekerja sama secara gotong royong.

b. Ciri hasil budaya
  1. Alat batu, gerabah dan perhiasan. Peralatan yang di buat dari batu ini digunakan untuk membantu manusia dalam mempertahankan hidup.
  2. Bangunan megalithikum. Bagunan yang dibangun untuk kegiatan religius yaitu berdasarkan kepercayaan adanya hubungan antara alam fana dengan alam baka.
c. Ciri ekonomi

Dalam masa bercocok tanam ini masyarakat mengenal tukar menukar barang dengan barang atau di sebut dengan sistem barter. Dengan adanya sistem ini terciptalah pasar sebagai tempat pertemuan penjual dan pembeli.

d. Kepercayaan

Masyarakat pada masa bercocok tanam sudah beranggapan terhadap pemberian penghormatan terakhir pada orang yang telah meninggal. Dan kepercayaan ini terus berkembang dari zaman  ke zaman.


Demikianlah yang dapat saya sampaikan tentang ciri sosial masyarakat berburu dan bercocok tanam. Semoga bermanfaat bagi anda.

Monday, August 1, 2016

Perkembangan dan Budaya Agama Hindu Budha di Indonesia

Perkembangan dan Budaya Agama Hindu Budha di Indonesia

Perkembangan dan budaya agama Hindu Budha di Indonesia. Proses masuk dan budaya agama hindu budha dari India ke Indonesia berpengaruh sangat besar pada perkembangan kebudayaan Indonesia. Kemudian terjadi akulturasi budaya dan proses sinkritisme kepercayaan. Bangsa Indonesia tidak mengambil secara langsung kebudayaan tersebut namun bangsa Indonesia mengolahnya terlebih dahulu.

A. Bangsa Indonesia tidak langsung mengambil langsung kebudayaan lain karena memiliki 2 hal yaitu :

1. Bangsa Indonesia memiliki budaya yang tinggi dan sangat kuat di masyarakat atau yang disebut dengan 10     mutiara bandes (10 unsur kebudayaan asli Indonesia) yaitu:
  1. Sistem pertanian, dengan cara berladang membuka hutan dan bercocok tanam di lahan kering.
  2. Sistem berlayar, kemampuan berlayar digunakan untuk mengendalikan perdagangan internasional.
  3. Sistem pengecoran logam, digunakan untuk membuat alat – alat yang diperlukan.
  4. Sistem astronomi, orang zaman dulu sudah mengenal ilmu astronomi.
  5. Sistem kemasyarakatan, untuk menciptakan agar masyarakat menjadi teratur.
  6. Sistem perdagangan, menukarkan barang dengan barang lain yang dibutuhkannya kepada orang.
  7. Kesenian gamelan, digunakan untuk mengiringi pertujukan wayang.
  8. Kesenian wayang, dimaninkan pada malam hari oleh dalang lewat boneka.
  9. Kesenian macapat, puisi tradisional Jawa.
  10. Kesenian membatik dan menenun, kerajinan menghias kain dengan menggunakan canting.
2. Bangsa Indonesia memiliki kecakapan pribadi sehingga mampu mengolah unsur – unsur kebudayaan             asing.


B. Dampak masuk dan budaya agama hindu budha di Indonesia


Masuknya agama hindu budha di Indonesia akan berdampak pada kebudayaan di Indonesia. Seperti halnya:

a. Bidang arsitektur
  • Candi, unsur kebudayaan Indonesia yaitu punden berundak. Sedangkan unsur kebudayaan India yaitu Stupa. Kata candi berasal dari “Candika” adalah salah satu nama untuk Durga sebagai Dewi Maut. Candi memiliki 3 bagian yaitu kaki candi, tubuh candi dan atap candi.
  • Yupa dari Kutai, unsur kebudayaan Indonesia adalah Menhir. Sedangkan unsur kebudayaan India yaitu prasasti pada tiang untuk menambatkan binatang kurban.
  • Lingga dan Yoni (lambang kesuburan), unsur kebudayaan Indonesia yaitu Alu dan Lumpang. Sedangkan unsur kebudayaan India yaitu Lingga Yoni.
Candi yang bercorak Hindu di Indonesia yaitu candi Prambanan, Ratu Boko, Gedong Songo, Dieng, Kidal, Panataran dll.
Candi yang bercorak Budha di Indonesia yaitu candi Borobudur, Mendut, Sewu, Muara Takus, Pawon dll.
Perbedaan candi di Jawa Tengah dengan candi di Jawa Timur dilihat dari arsitekturnya yaitu :
Perbedaan Candi Jateng dan Jatim
Perbedaan Candi

b. Bidang aksara dan seni sastra

Aksara yang masuk ke Indonesia adalah huruf pallawa dan huruf pranagari. Karya sastra India yang besar pengaruhnya terhadap Indonesia yaitu kitab Mahabharata dan kitab Ramayana. Dari kedua kitab tersebut muncullah karangan yang ceritanya bersumber dari peristiwa dalam kitab tersebut di Indonesia. Karya sastra yang muncul di Indonesia yaitu :
  • Kitab Arjunawiwaha karangan Empu Kanwa, yang menceritakan tentang Arjuna bertapa di Indrakila.
  • Kitab Bharatayudha karangan Empu sedah dan Panuluh, yang menceritakan tentang peperangan Pandawa dan Kurawa gubahan dari kitab Mahabharata.
  • Kitab Arjuna Wijaya karangan Empu Tantular, yang menceritakan Rahwana yang harus tunduk kepada Sasrabahu.
  • Kitab Kresnayana karangan Empu Triguna, yang menceritakan pernikahan Kresnadengan Rukmini.
  • Kitab Hariwangsa karangan Empu Panuluh, berisi sama dengan Kresnayana.
c. Bidang Filsafat

Penduduk Indonesia pada masa prasejarah menyakini adanya kehidupan sesudah mati. Kehidupan roh nenek moyang di yakini memiliki kekuatan, oleh karena itu roh nenek moyang di puja orang yang masih hidup. Setelah pengaruh India masuk, hal tersebut pun tidak hilang.

d. Sistem kepercayaan

Setelah masuk dan berkembangnya agama hindu – budha maka terjadilah akulturasi kepercayaan. Yang semula masyarakat Indonesia mempercayai tentang roh nenek moyang dan makhluk gaib. Namun setelah masuknya India ke Indonesia berubah memeluk agama Hindu – Budha.

Demikianlah yang dapat saya sampaikan tentang perkembangan dan budaya agama hindu -  budha di Indonesia.

Saturday, July 30, 2016

Proses Masuknya Agama Hindu-Budha di India Serta di Indonesia

Proses Masuknya Agama Hindu-Budha di India Serta di Indonesia

A. Perkembangan agama hindu di India

Agama hindu mulai berkembang di India pada tahun 200 SM. Hindu adalah percampura antara bangsa Arya dengan bangsa Dravida. Bangsa Arya menganggap bahwa kedudukannya lebih tinggi dari pada bangsa Dravida. Maka terjadilah sistem pengkastaan di dalam masyarakat India. Ada 4 kasta yaitu :
  1. Kasta Brahmana : terdiri dari kaum pendeta.
  2. Kasta Ksatria : terdiri dari kaum prajurit.
  3. Kasta Waisya : terdiri dari kaum pedagang.
  4. Kasta Sudra : terdiri dari kaum budak.
Agama hindu memiliki kepercayaan Polytheisme yaitu menyembah banyak dewa. Diantaranya menyembah tiga dewa tertinggi atau disebut dengan Tri Murti yaitu
  1. Dewa Brahma yaitu pencipta alam semesta.
  2. Dewa Wisnu yaitu pelindung alam semesta.
  3. Dewa Syiwa yaitu perusak alam semesta.
Kitab suci umat hindu yaitu weda yang memuat wedaran – wedaran tertinggi “wid” yang artinya tahu, weda yaitu pengetahuan tertinggi. Weda terdiri dari 4 yaitu :
  1. Rig Weda yaitu berisi syair – syair pujian terhadap dewa – dewi.
  2. Sama Weda yaitu syair – syair yang berisi tanda untuk nyayian.
  3. Yajur Weda yaitu berisi doa – doa
  4. Atharwa Weda yaitu syair yang mengandung mantra – mantra.
Agama hindu dipimpin oleh pendeta. Tempat suci agama hindu yaitu sungai gangga karena airnya dianggap dapat mensucikan dosa, sehingga dapat mencapai puncak nirwana. Tempat ibadah agama hindu yaitu wihara.

B. Perkembangan agama budha di India

Budha lahir atas perenungan Sidharta Gautama di bawah pohon bodhi. Budha sendiri artinya orang yang telah mencapai bodhi (wahyu) atau orang yang telah memperoleh penerangan (kesadaran). Kitab suci agama budha yaitu Tripitaka. Tripitaka terdiri dari 3 yaitu :
  1. Winayapittaka : berisi peraturan – peraturan dan hukum yang harus dijalankan oleh umat beragama budha.
  2. Sutrantapittaka : berisi wejangan – wejangan sang budha.
  3. Abidharmapittaka : berisi penjelasan – penjelasan tentang soal – soal keagamaan.
Kitab suci Tripitaka ditulis dalam bahasa Pali. Ajaran pokok Sidharta disebut Catur Aryasatyani/ empat kebenaran yaitu :
  • Hidup ini samsara (menderita).
  • Samsara disebabkan oleh trsna (haus, nafsu, hasrat akan hidup yang menguasai manusia).
  • Samsara dapat dihilangkan oleh menghilangkan nafsu/trsna.
  • Untuk menghilangkan nafsu tersebut, harus ditepuh melalui Astavida (delapan jalur kebenaran) yaitu meliputi :
  1. Mempunyai pandangan yang benar
  2. Berniat yang benar
  3. Berkata yang benar
  4. Berbuat yang benar
  5. Mempunyai penghidupan yang benar
  6. Berusaha yang benar
  7. Memperhatikan hal – hal yang benar
  8. Bersemedi yang benar
Agama budha memiliki kepercayaan monotheisme yaitu menyembah satu dewa. Agama budha memiliki 2 aliran yaitu Hinayana yang artinya setiap orang dapat mencapai nirwana dengan usaha sendiri – sendiri. Dan Mahayana yang artinya orang dapat mencapai nirwana dengan usaha bersama dan saling membantu. Tempat – tempat yang dianggap suci yaitu :
  1. Taman Lumbini di Kapilawastu sebagai tempat sidharta dilahirkan.
  2. Pohon Bodhi yaitu tempat sidharta menerima wahyu.
  3. Taman Rusa Benares yaitu tempat pertama kali sidharta mengajarkan ajarannya.
  4. Kusinegara yaitu tempat sidharta wafat.
Tempat ibadah agama budha yaitu pura. Agama budha dipimpin oleh biksu (laki - laki) dan biksuni (perempuan).

C. Proses masuknya agama hindu budha di Indonesia

Agama hindu budha masuk ke Indonesia melalui kontak perdagangan. Hubungan perdagangan telah berlangsung sejak sekitar abad ke – 5 M. Proses masuknya agama hindu budha dari India ke Indonesia terjadi 2 kemungkinan teori yaitu
  1. Bangsa Indonesia bersikap pasif. Teori ini mengatakan bahwa bangsa Indonesia hanya sebagai penerima kebudayaan India.
  2. Bangsa Indonesia bersikap aktif. Teori ini mengatakan bahwa bangsa Indonesia aktif dalam mencari kebudayaan bangsa India. Agama budha masuk di Indonesia pada awal abad ke-2 M dengan bukti ditemukan patung budha dari perunggu yang berlanggam Amarawati di Jember Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Sedangkan proses masuknya agama hindu ada beberapa teori yaitu :
  • Teori Brahmana. Agama hindu budha masuk dan dibawa oleh para kaum Brahmana atau pendeta.
  • Teori Ksatria. Agama hindu budha masuk dan dibawa oleh para ksatria atau prajurit.
  • Teori Waisya. Agama hindu budha masuk dan dibawa oleh para pedangan.
  • Teori Avonturir. Agama hindu budha masuk dan dibawa oleh para petualang.
  • Teori nasional. Agama hindu budha masuk dibawa oleh bangsa Indonesia sendiri karena mereka dating ke India untuk berdagang. Kemudian bangsa Indonesia memeluk agama hindu budha. Dan setelah mereka pulang ke Indonesia agama hindu budha di sebarluarkan di Indonesia.
Dari keempat teori tersebut teori yang mendekati kebenaran yaitu teori Waisya karena dibawa oleh para pedagang dari India sendiri. Sedangkan teori yang jauh dari kebenaran yaitu teori ksatri karena belum ditemukan bukti sejarah yang menunjukkan hal tersebut.

Demikianlah yang dapat saya sampikan tentang proses masuk dan berkembangnya agama hindu budha di India serta di Indonesia. Semoga bermanfaat bagi anda.

Sunday, July 24, 2016

Tradisi Dan Cara Sejarah Dalam Masyarakat Indonesia

Tradisi Dan Cara Sejarah Dalam Masyarakat Indonesia


Tradisi dan cara sejarah dalam masyarakat Indonesia. Tradisi sejarah dalam masyarakat Indonesia sangatlah banyak dan pastinya berbeda – beda. Meskipun banyak dan berbeda – beda tentunya kita tahu walaupun hanya mengetahui tradisi yang ada disekitar kita. Cara penyampaian tradisi sangatlah beragam ada yang melalui keluarga atau melalui masyarakat.

A. Cara masyarakat belum mengenal tulisan (Pra Aksara) mewariskan masa lalu

Manusia menciptakan budaya guna mempertahankan hidupnya. Dan juga berusaha untuk mewariskannya pada generasi berikutnya. Yang diwariskan yaitu berupa benda – benda peninggalan dan juga pandangan atau falsafah hidup, nilai, norma dan sebagainya. Masyarakat yang belum mengenal tulisan berupaya untuk mengabadikan pengalaman masa lalunya yang disampaikan dan diwariskan secara terus – menerus dari generasi ke generasi. Yang bertujuan agar masyarakat berikutnya memiliki rasa cinta dan menyakini terhadap cerita masa lalu. Masa lalu merupakan sesuatu hal yang sangat berharga terhadap kehidupan. Proses mewariskan masa lalu ke generasi berikutnya disebut dengan istilah sosialisasi. Proses sosialisasi masyarakat pra aksara dilakukan secara lisan (oral tradition). Tradisi ini berkaitan dengan kebiasaan atau adat istiadat dan cara penyampaiannya dengan kata – kata. Cara penyampaian tradisi lisan dilakukan melalui :


1. Melalui keluarga

Keluarga merupakan dunia sosial yang pertama kali dimasuki oleh seorang individu. Di dalam keluarga terdapat hubungan sosial yang sangat kuat, sehingga dapat mendukung untuk mewariskan masa lalu kehidupan. Seperti pengetahuan, kepercayaan, nilai dan norma.

2. Melalui masyarakat

Masyarakat merupakan sekelompok orang yang memilki unsur kebudayan yang sama dan diwariskan melalui interaksi dalam hubungan sosial yang berstruktur. Anggota masyarakat saling membantu, membutuhakan dan saling melengkapi/ mengisi.

B. Tradisi sejarah di Indonesia sebelum mengenal tulisan (masyarakat pra aksara)

Tradisi sejarah masyarakat pra aksara yaitu tradisi yang mempertahankan nilai, norma, keagamaan, petuah atau kejadian – kejadian sehari – hari yang dialami. Cara mewariskannya yaitu dengan memberikan peringatan terhadap semua anggota masyarakat berupa lukisan. Unsur – unsur kebudayaan masyarakat Indonesia sebelum mengenal tulisan yaitu :
  1. Sistem kepercayaan. Sistem keprcayaan masyarakat pra aksara yaitu penghormatan pada roh nenek moyang dan juga kekuatan alam seperti animism, dinamisme dan tetonisme.
  2. Sistem kemasyarakatan. Sistem ini mulai muncul pada masa bercocok tanam. Mereka melakukan kegiatan secara bersama – sama, seperti menebang hutan.
  3. Kemampuan berlayar. Kemampuan berlayar sudah dikenal sejak kedatangan nenek moyang dari daratan asia. Kemampuan tersebut terus berkembang sejalan dengan kondisi geografis wilayah Indonesia.
  4. Ilmu pengetahuan. Masyarakat pada zaman dahulu sudah mengenal IPTEK yang dimanfatkan untuk tenaga penggerak dalam aktifitas pelayaran atau perdagangan yang menggunakan angin musim.
  5. Teknologi. Masyarakat Indonesia telah mengenal teknologi pengecoran logam dan pembuatan perahu yang digunakan untuk melangsungkan kehidupan.
  6. Kesenian. Masyarakat pra aksara memiliki hasrat untuk mengekspresikan keindahan pada saat mereka tinggal di gua – gua. Ekspresi keindahannya dituangkan pada dinding gua – gua dalam bentuk lukisan dan patung.

C. Tradisi sejarah masyarakat Indonesia setelah mengenal tulisan

Indonesia merupakan jalur strategis untuk melakukan pelayaran dan perdagangan internasional antara Cina dan India melalui Indonesia. Kegiatan tersebut mengakibatkan terjalin hubungan antara Indonesia dengan Cina dan India. Pengaruh India masuk ke Indonesia yaitu :


1. Bidang politik

Sebelum pengaruh India masuk, pemerintah dipegang kepala suku yang berkuasa secara demokratis. Namun setelah masuk pengaruh India pemerintahan menjadi kerajaan yang dipimpin raja yang berkuasa.

2. Bidang sosial

Setelah masuknya pengaruh India kehidupan sosial masyarakat mulai mengikuti perkembangan zaman dengan adanya peraturan dan hukum dalam masyarakat.

3. Bidang kepercayaan

Masyarakat pada waktu itu sudah mengenal kepercayaan animism dan dinamisme. Namun setelah masuknya agama Hindu-Budha kepercayaan asli masyarakat tidak hilang tetapi terjadi akulturasi.


Demikianlah yang dapat saya sampaikan tentang tradisi dan cara sejarah dalam masyarakat Indonesia. Semoga bermanfaat bagi anda.

Saturday, June 25, 2016

Jejak – Jejak peninggalan Sejarah Pada Masa Lampau

Jejak – Jejak peninggalan Sejarah Pada Masa Lampau

Jejak peninggalan sejarah pada masa lampau. Jejak – jejak peninggalan sejarah pada masa yang lampau di Indonesia sangatlah banyak dan beragam. Maka kita perlu menggetahuinya guna menambah pengetahuan dan wawasan tentang peninggalan – peninggalan sejarah pada masa lampau. Jika kita mengetahui peristiwa atau peninggalan – peninggalan sejarah pada masa lampau maka kita bisa menyampaikan pada generasi – generasi berikutnya. Jejak – jejak masa lampau ini bisanya dapat berupa benda atau non benda, monument, peringatan, foklor, mitologi, legenda, upacara dan lagu daerah. Semua jejak – jejak tersebut kita harus mengetahui walau hanya sebagiannya saja dan harus tahu cara membedakannya. Jejak – jejak peninggalan sejarah yaitu sebagai berikut :

1. Peninggalan sejarah

Peninggalan sejarah merupakan benda – benda hasil kebudayaan manusia pada masa yang lampau. Peninggalan sejarah pada masa lampau sangatlah banyak dan beragam. Wujud peninggalan sejarah ini dapat berupa bangunan, peralatan rumah tangga, perhiasan, tempat pemujaan dll. Di Indonesia peninggalan sejarah berupa fosil, lukisan pada dinding gua, alat – alat dari batu dan tulang. Pada zaman pengaruh Hindu – Budha di Indonesia banyak peninggalan sejarah yang berupa candi dan prasasti. Sedangkan pada zaman pengaruh islam di Indonesia banyak peninggalan sejarah yang berupa makam orang – orang yang telah menyebarkan agama islam seperti walisanga dan bagunan masjid yang dibangun oleh para wali. Contoh benda peninggalan sejraah di Indonesia yaitu :
  • Menara Kudus yang dibangun oleh sunan Kudus sebagai peninggalan wali sangga.
  • Candi Borobudur, prambanan, kalasan dll merupakan peniggalan zaman Mataram kuno.
2. Peristiwa sejarah.

Peristiwa sejarah yang terjadi pada kehidupan masyarakat akan memberikan dampak bagi masyarakat baik itu positif maupun negatif. Dampak positif yaitu akan membawa perubahan menuju kerah yang lebih baik. Contohnya, peristiwa proklamasi kemerdekaan indonesia memberikan dampak positif bagi Indonesia karena menyatakan bahwa bangsa Indonesia terbebas dari penjajahan.  Sedangkan dampak negatif yaitu akan menimbulkan kegelisahan dalam kehidupan masyarakat.  Contohnya, jatuhnya rezim orde baru pada tahun1998 memberikan dmapak negatif bagi Indonesia karena kehidupan bangsa Indonesia menjadi tidak menentu.

3. Monumen peringatan peristiwa sejarah

Monumen juga termasuk jejak peninggalan sejarah. Di Indonesia peninggalan sejarah berupa monument sangatlah banyak. Monumen merupakan sebuah bangunan yang berbentuk tugu. Monumen ini sengaja dibangun sebagai tanda bahwa tempat tersebut pernah terjadi peristiwa sejarah yang penting. Contoh monumen yaitu : Monumen Pacasila Sakti Lubang Buaya yang ada di Jakarta dibangun untuk menganang para pahlawan pada saat mempertahankan ideologi Pancasila. Dan Tugu Muda di Semarang yang dibangun untuk memperingati peristiwa pertempuran Lima Hari di Semarang

4. Folklore, Mitologi, Legenda dan Upacara Adat
  • Folklore, yaitu bagian dari suatu kebudayaan yang diwariskan secraa turun - temurun dalam bentuk lisan maupun tertulis. Ciri – ciri folklore yaitu diwariskan pada generasi muda secara lisan, bersifat tradisional namun relative tetap, bersifat anonym dan memilki bnetuk yang sama.
  • Mitologi, yaitu cerita rakyat tentang makhluk halus dan dianggap benar – benar ada. Mitologi ini juga dapat berupa cerita tentang asal mula manusia yang diungkapkan dengan cara – cara gaib. Ciri – ciri mitologi yaitu : berupa cerita prosa rakyat, ceritannya dianggap benar – benar terjadi dan dianggap suci.
  • Legenda, yaitu cerita rakyat pada masa lampau yang disampaikan secara turun – temurun tentang terbentuknya suatu wilayah, daerah dsb. Cerita legenda ini dianggap benar – benar ada tetapi tidak dianggap suci.
  • Dongeng, yaitu cerita rakyat yang tidak dianggap benar – benar terjadi hanya untuk melukiskan kebenarannya saja.
  • Upacara adat, yaitu upacara yang ditujukan untuk mencari hubungan dengan tuhan, para dewa, atau makhluk – makhluk yang gaib atau telah mati.
Demikanlah yang dapat saya sampakan tentang jejak – jejak peninggalan sejarah pada masa lampau. Semoga bermanfaat bagi anda.

Lingkungan Kehidupan Masyarakat Praaksara Di Indonesia

Lingkungan Kehidupan Masyarakat Praaksara Di Indonesia

Lingkungan kehidupan masyarakat praaksara di Indonesia. Lingkungan kehidupan masyarakat praaksara di Indonesia berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Kehidupan manusia purba berkembang sedekit demi sedikit. Perkembangannya dapat dilihat dari alat – alat yang digunakan manusia purba dulu untuk melangsungkan hidupnya. Kehidupan masyarakat praaksara di Indonesia mengalami beberapa zaman yaitu masa berburu dan meramu tingkat awal, masa berburu dan meramu tingkat lanjut, masa bercocok tanam dan masa perundagian.

1. Masa berburu dan meramu tingkat awal
  • Pada masa berburu dan meramu tingkat awal manusia hidup secara nomanden. Nomanden yaitu hidup secara berpindah – pindah. Arti dari berburu yaitu kegiatan menangkap binatang guna untuk mempertahankan hidupnya. Sedangkan meramu yaitu kegiatan mengumpulkan tumbuhan guna mendapatkan bahan makanan. Masa berburu dan meramu ini sering disebut food gathering. Pada zaman ini manusia purba hidup di gua – gua. Gua – gua tempat tinggal ini disebut Abris Sous Roche. Pada zaman ini sudah mengenal pembagian kerja. Laki – laki bertugas berburu. Sedangkan meramu tugasnya seorang perempuan.
  • Alat yang digunakan pada zaman ini umumnya terbuat dari batu, kayu, tulang, tanduk dan duri ikan. Jenis alat pada zaman ini dibedakan menjadi 2 yaitu :
  1. Kebudayaan Pacitan. Alat kebudayaan pacitan yaitu kapak perimbas yang berguna untuk memecah batu dan kapak genggam yang berguna untuk menggali umbi. Kedua kapak ini ditemukan di Punung dan Tabuhan (Pacitan Jawa Timur). Selain kapak ditemukan juga batu serpih yaitu gurdi yang berguna untuk membuat lubang. Pisau yang berguna untuk memotong. Dan tombak yang berguna untuk menusuk.
  2. Kebudayan Ngandong. Alat kebudayaan Ngandong ini terbuat dari tulang yang berguna sebagai alat tusuk. Dan tanduk yang berguna untuk menggali umbi didalam tanah.

2. Masa berburu dan meramu tingkat lanjut
  • Masa berburu dan meramu tingkat lanjut manusia hidup secara semisedenter. Semisedenter yaitu hidup secara setengah menetap. Pada zaman ini sudah mulai memiliki kepandaian dalam mengolah tanah lalu menanaminya. Manusia pada zaman ini hidup di gua – gua (Abris Sous Roche) tetapi ada juga yang hidup di tepi pantai yang menunjukkan bahwa adanya Kjokkenmoddinger tumpukan kulit kerang yang mengunung. Pada masa ini mereka sudah mengenal kepercayaan pada kekuatan alam.
  • Alat yang digunakan pada zaman ini yaitu sebagai berikut :
  1. Kebudayaan Kjokkenmoddinger. Alat kebudayaan Kjokkenmoddinger yaitu pebble atau kepak genggem Sumatra yang digunakan untuk memotong. Alat ini terbuat dari batu yang dibelah. Alat ini kebanyakan ditemukan pada tumpukan kerang berada di Aceh. Dan yang kedua yaitu batu pipisan yang berguna untuk menggiling zat pewarna guna menghasilkan alat untuk melukis. Kebanyakan ditemukan di Aceh Sumatra Utara.
  2. Kebudayaan Abris Sous Roche. Alat kebudayaan Abris Sous Roche yaitu alat serpih bilah yang berupa pisau. Kebanyakan alat ini ditemukan di Lamoncong. Dan yang kedua yaitu alat – alat dari tulang yang berupa mata kail. Kebanyakan alat ini ditemukan di daerah Sampung.

3. Masa bercocok tanam
  • Pada masa bercocok tanam masyarakat sudah dihidup secara menetap (sedenter) dalam perkampungan secara bersamaan. Pada masa bercocok tanam merupakan suatu revolusi karena adanya pergantian dari food gathering menjadi food producing. Pada zaman ini mereka sudah mengenal bercocok taman dengan cara berhuma, yaitu membuka perladangan dengan membersihkan hutan lalu menanaminya. Masyarakat bercocok tanam juga menganal perdagangan dengan sistem barter (tukar menukar barang).
  • Peralatan yang digunakan
  1. Kapak Persegi. Kapak persegi yang berukuran besar disebut beliung, sedangkan yang berukuran kecil disebut tarah. Kapak ini disebut kapak persegi karena bentuknya dibuat dalam penampangan persegi. Daerah penemuannya yaitu : Bali, Sulawesi, Nusa Tenggara dll. Fungsi kapak persegi yaitu untuk perlengkapan upacara.
  2. Kapak Lonjong. Kapak lonjong ini penampangnya berebntuk lonjong atau bulat telur. Kapak lonjong yang kecil disebut Kleinbeil dan yang besar disebut Walzenbeil. Kapak lonjong ini sering digunakan untuk kepentingan upacara. Daerah penemuannya yaitu : Sulawesi, Flores, Maluku dll.
  3. Mata Panah. Mata panah ini berguna untuk berburu dan memanah ikan. Mata panah ini kebanyakan di temukan di Maros, Tomotu, Kacicang, Ara dll.
  4. Gerabah. Gerabah ini terbuat dari campuran tanah liat dan pasir. Tektonologi cara membuatnya masih sederhana sehingga hasilnya masih kotor. Gerabah ini banyak ditemukaan di Kendenglembu, Kalumpang dan Minanga Sippaka.
  5. Perhiasan. Perhiasan ini berupa gelang dan terbuat dari batu mulia. Banyak ditemukan di Tasikmalaya, Cirebon dan Bandung.

4. Masa perundagian
  • Pada masa perundagian masyarakat sudah mengenal teknik pengolahan logam. Teknik yang dikuasai ada 2 yaitu teknik cetak lilin (a cire perdue) dan teknik cetak ulang (bivalve). Masyarakat pada masa ini sudah menganal bercocok tanam di sawah.
  • Peralatan yang digunakan
  1. Nekara Perunggu. Nekara adalah genderang besar yang memiliki pinggang ditengahnya atasnya tertutup. Yang digunakan untuk upacara meminta hujan. Tempat penemuannya yaitu Sumatera, Roti, Selayar.
  2. Bejana Perunggu. Bejana perunggu berbentuk bulat panjang seperti periuk tetapi langsing. Tempat penemuannya yaitu di Kerinci dan Madura.
  3. Arca Perunggu. Arca perunggu ini berbentuk seperti manusia atau binatang. Tempat penemuannya yaitu di Bangkinan dan Riau.
  4. Kapak corong. Kapak corong ini berebentuk seperti corong. Fungsi kapak corong yaitu untuk memotong kayu.
  5. Benda – benda dari besi. Benda – benda dari besi berupa mata alat tenun, kapak beliung, pisau, sabit.

Demikianlah yang dapat saya sampaikan tentang lingkungan kehidupan masyarakat praaksara di Indonesia. Semoga bermanfaat bagi anda.

Disqus Shortname

Ad Inside Post

Comments system