Sunday, September 25, 2016

Jenis-Jenis Erosi Tanah dan Dampaknya Bagi Kehidupan

Jenis-Jenis Erosi Tanah dan Dampaknya Bagi Kehidupan


Jenis-jenis erosi tanah dan dampaknya bagi kehidupan. Dalam dunia geografi, kata “Erosi Tanah” sudah tidak asing lagi di telinga kita. Erosi merupakan pengikisan permukaan bumi oleh tenaga yang melibatkan pengangkatan berbagai benda-benda, misalnya air mengalir, es, angin serta gelombang atau arus. Umumnya, erosi dapat terjadi pada daerah atau tempat yang tinggi menuju ke tempat yang lebih rendah. Sedangkan tanah merupakan bagian dari alam yang bebas dan menduduki sebagian besar lapisan atas permukaan bumi. Jadi, erosi tanah merupakan proses geologis yang mana partikel tanah akan terpisah dan diangkut oleh berbagai agen-agen erosi, seperti air, angin, gletser dan gravitasi. Ternyata di bumi ini jenis erosi tanah sangat beragam. Nah, untuk lebih jelasnya tentang jenis-jenis erosi tanah simaklah penjelasanan di bawah ini.

Jenis-Jenis Erosi Tanah

Lapisan tanah atas memiliki tingkat kesuburan yang tinggi, tetapi setelah terkena erosi tanah maka tanah tersebut tingkat kesuburannya akan berkurang. Tanah yang terkena erosi akan menyebabkan tanah menjadi terkikis dan dipindahkan dari satu tempat ke tempat yang lainnya. Dalam hal erosi terdapat tenaga pengangkut dari material hasil pelapukan, antara lain :

a. Erosi oleh tenaga air

Air memiliki kekuatan mengikis lebih dalam dan besar untuk menghancurkan batu-batuan. Pengikisan tersebut dinamakan korasi. Ada berbagai macam erosi yang disebabkan oleh tenaga air, antara lain :
  1. Erosi gelombang air laut (abrasi). Pengikisan atau pelepasan batuan pantai yang diterjang oleh gelombang air laut terus menerus baik terjadi pada pantai curam maupun landai. Pada pantai curam akan membentuk gua-gua pantai dan cliff berdinding curam akibat deburan ombak. Sedangkan pada panta landai banyak sawah, tambak yang lenyap akibat diterjang oleh gelombang air laut.
  2. Erosi tanah bagian atas. Pengikisan serta pengangkutan lapisan permukaan tanah oleh air yang mengalir sehingga menyebabkan butiran tanah dan unsur-unsur hara pada tanah mengakibatkan tanah menjadi tandus. 
  3. Erosi alur (riil erotion). Erosi yang terjadi karena terbentuknya alur-alur yang sangat memanjang di sepanjang permukaan tanah oleh aliran air. Kedalaman alur tersebut kurang lebih 50 cm.
  4. Erosi parit (gully erotion). Aliran air yang melebar dan mengikis lereng serta membuat alur-alur yang sangat dalam sehingga membentuk parit atau dapat juga membentuk huruf V atau U yang mempunyai kedalaman mencapai 50 sampai 300 cm. 
  5. Erosi tebing (stream bank erotion). Erosi tebing ini terjadi karena adanya pengikisan pada dinding sungai sehingga menyebabkan lembah sungai semakin melebar. Umumnya, erosi jenis ini terjadi di daerah hilir sungai. Erosi ini juga disebut dengan erosi saluran (channel erotion).
  6. Erosi percikan (splash erotion). Erosi ini terjadi karena terlepasnya partikel tanah yang disebabkan oleh tetesan air hujan. Hal tersebut dapat menyebabkan batuan yang terkena air hujan akan menjadi lapuk dan akhirnya hancur
b. Erosi tanah oleh tenaga angin

Biasanya erosi angin terjadi pada daerah atau tempat yang kering. Besarnya tekanan dapat mempengaruhi kecepatan atau kencangnya angin. Angin bergerak untuk menggesek-gesek batuan sehingga lama kelamaan batuan induknya terkikis dan diangkut oleh angin. Proses pengikisan oleh angin dapat disebut deflasi. Contohnya adalah struktur yang terbentuk secara alami oleh erosi angin yaitu batu jamur yang dapat ditemukan di padang pasir.

c. Erosi oleh gletser

Erosi oleh gletser dapat terjadi karena adanya pengikisan es pada daerah kutub atau pegunungan bersalju. Es yang terdapat di daerah tinggi akan mencair dan menuruni lereng karena dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi, sehingga menyebabkan terkikisnya batuan yang telah dilaluinya.

d. Erosi oleh gerak massa batuan

Batuan yang dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lain secara besar-besaran dapat dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya pengaruh gravitasi, pengaruh tempat (dari tempat tinggi menuju ke tempat yang rendah), kandungan air serta jenis batuan. Perpindahan batuan secara besar-besaran dapat disebut dengan mass wasting, yang dapat dibedakan menjadi tiga macam antara lain :

1. Slow flowage, merupakan perpindahan massa batuan yang berjalan sangat lambat
2. Rapit flowage, merupakan perpindahan massa batuan yang berlangsung secara cepat. Jenis ini dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu :
  • Earth flow yaitu gerakan massa tanah yang jenuh air
  • Mud flow yaitu gerakan massa lumpur
  • Debris avalanches yaitu massa tanah dan puing-puing batuan dapat meluncur dengan cepat pada lereng curam dan sempit
3.Landslide, merupakan turunnya massa larutan sepanjang lereng yang sangat terjal. Jenis ini dapat dibagi menjadi enam macam yaitu :
  • Rock slide yaitu batuan besar menuruni lereng
  • Debris slide yaitu puing-puing batuan yang longsor
  • Rock fall yaitu runtuhnya massa batuan secara vertikal
  • Debris fall yaitu runtuhnya massa batuan karena hancur
  • Slumping yaitu tanah longsor yang terputus-putus
  • Subsidence yaitu massa batuan yang tenggelam

Dampak Erosi Terhadap Kehidupan

Erosi tanah dapat menyebabkan pengembangan struktur topologi baru dikarenakan pengendapan partikel tanah sehingga tanah menjadi lebih lapuk dan produktivitas serta kesuburan tanah menjadi berkurang. Jika hal tersebut terjadi maka kadar air serta mineral otomatis akan berkurang dan aktivitas pertanian pada lahan akan sulit dilakukan. Akibat erosi yang sudah parah dapat menyebabkan lahan atau tanah menjadi tandus karena tidak adanya curah hujan sehingga mengalami kekeringan. Selain berdampak pada lahan pertanian, erosi juga dapat berdampak pada manusia. Tanah longsor termasuk salah satu erosi tanah yang dapat memakan korban jiwa.

Usaha Mengurangi Erosi Tanah

Untuk mengurangi erosi yang ada di sekitar lingkungan kita dapat dilakukan berbagai cara, antara lain :
  • Melindungi serta menjaga pengikisan atau erosi
  • Melakukan kegiatan reboisasi yaitu penanaman kembali lahan-lahan yang telah gundul akibat eksploitasi yang dilakukan secara besar-besaran dan tidak bertanggung jawab
  • Mengatur sistem drainase atau saluran yang baik untuk mengatur sirkulasi air
  • Melakukan terasering yaitu pola bercocok tanam dengan sistem bertingkat (berteras-teras) guna mencegah terjadinya erosi tanah
  • Selalu menjaga dari pencemaran atau polusi tanah
  • Mengganti jenis tanaman yang bertujuan untuk menghindari penyerapan unsur hara tanah secara terus menerus oleh tanaman yang sama 

Demikianlah artikel tentang jenis-jenis erosi tanah dan dampaknya bagi kehidupan. Semoga artikel ini bermanfaat bagi anda.

No comments:

Post a Comment

Disqus Shortname

Ad Inside Post

Comments system