Thursday, September 29, 2016

[Artikel Lengkap] Berbagai Macam Jenis Rawa

[Artikel Lengkap] Berbagai Macam Jenis Rawa


Berbagai macam jenis rawa. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang rawa. Istilah rawa tidak asing lagi di telinga kita bahkan ada sebagian dari kita sudah ada yang pernah melihatnya. Rawa merupakan dataran rendah yang tergenang oleh air baik berasal dari air hujan, air tanah maupun dari aliran air permukaan yang menggumpal. Rawa sendiri memiliki banyak jenisnya dan ukurannya pun berbeda-beda, ada yang berukuran kecil maupun yang berukuran sangat besar. Rawa mengandung air sama halnya dengan danau maupun sungai yang sama-sama mengandung air tetapi ada sedikit perbedaan yang dimiliki rawa. Selain tergenang air, rawa juga bertanah lumpur dengan kadar air relatif lebih tinggi. Nah, untuk lebih jelasnya tentang rawa simaklah artikel ini hingga selesai.

Ciri-Ciri Rawa

Rawa memiliki bentuk yang hampir sama dengan danau dan sungai, tetapi rawa memilki ciri-ciri yang dapat membedakannya dengan danau dan sungai. Ciri-ciri rawa di antaranya :

  1. Umumnya air rawa bersifat asam
  2. Air rawa memiliki warna merah
  3. Air rawa kurang baik jika digunakan untuk mengairi tanaman
  4. Pada bagian dasar rawa terdapat gambut yang sangat banyak

Manfaat Rawa

Sebenarnya rawa memiliki banyak manfaat yang dapat digunakan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya rawa pantai dapat dimanfaatkan untuk pemeliharaan ikan tambak dan untuk pengairan persawahan pasang surut. Rawa dimanfaatkan sebagai tempat pembudidaya berbagai jenis ikan tertentu. Rawa dapat dimanfaatkan sebagai tempat pengendalian banjir, contohnya jika wilayah perkotaan mengalami banjir maka air dapat dialirkan menuju rawa sehingga dapat mengurangi masalah banjir. Daerah rawa juga bermanfaat untuk dijadikan tempat wisata. Rawa juga sebagai sumber pembangkit listrik. Dalam memanfaatkan daerah rawa-rawa yang cukup luas, pemerintah mencoba untuk menjadikan lokasi pemukiman serta lahan pertanian bagi transmigran.

Macam-Macam Rawa

1. Dilihat dari Genangan Airnya

Dilihat dari genangan airnya, rawa dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :

a. Rawa yang airnya selalu tergenang

Tanah yang selalu tergenang air pada daerah rawa tidak dapat dimanfaatkan untuk lahan pertanian sebab lahan atau tanahnya tertutup oleh gambut yang sangat tebal. Rawa yang airnya selalu tergenang memiliki air yang bersifat sangat asam sehingga tidak ada satupun organisme yang dapat hidup di rawa ini.

b. Rawa yang airnya tidak selalu tergenang

Rawa yang airnya tidak selalu tergenang ini dapat menampung air tawar yang berasal dari limpahan air sungai pada saat air laut pasang. Ketika air laut surut, airnya relatif mengering sehingga airnya selalu mengalami pergantian. Keasaman tanah yang dimiliki juga tidak terlalu tinggi sehingga dapat digunakan untuk areal sawah.

2. Dilihat dari Kandungan Airnya

Dilihat dari kandungan airnya, rawa dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu :

a. Rawa air tawar

Rawa air tawar ini airnya tidak mengalami pergerakan. Rawa jenis ini biasanya  berada di hutan-hutan yang lokasinya dekat dengan aliran sungai. Umumnya, air rawa ini bersifat asam sebab banyak sisa-sisa makhluk hidup yang telah membusuk.

b. Rawa air asin

Rawa air asin ini airnya dapat mengalami pergerakan sehingga dapat tergantikan. Biasanya rawa ini berada di wilayah dekat pantai. Air rawa ini bersifat tidak terlalu asam.

c. Rawa air payau

Rawa air payau ini merupakan rawa yang berisi campuran antara air tawar dan air asin. Biasanya rawa jenis ini berada di dekat muara sungai. Airnya dapat mengalami pergerakan sehingga dapat tergantikan. Air rawa ini bersifat tidak terlalu asam.

3. Dilihat dari Kondisi Air dan Tumbuh-Tumbuhan yang Hidup

Dilihat dari kondisi air dan tumbuh-tumbuhan yang hidup, rawa dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu :

a. Rawa swamp

Rawa swamp merupakan lahan basah yang selalu digenangi oleh air dengan berbagai jenis tumbuhan yang hidup seperti lumut, rumput-rumputan, semak-semak dan tumbuhan jenis pohon.

b. Rawa marsh

Rawa marsh merupakan lahan basah yang sama seperti rawa swamp tetapi tumbuhannya didominasi oleh jenis lumut-lumutan, rumput-rumputan serta alang-alang.

c. Rawa bog

Rawa bog merupakan lahan basah yang permukaan tanahnya relatif kering tetapi lahan bagian dalamnya penuh air atau bersifat basah dan jenuh air. Genangan yang dangkal hanya dapat terlihat di beberapa tempat.

d. Rawa pasang surut

Rawa pasang surut merupakan rawa yang memiliki jumlah kandungan airnya selalu berubah-ubah atau pasang surut dikarenakan adanya pengaruh pasang surutnya air laut. Tumbuhan yang dapat hidup subur di rawa ini adalah tumbuhan bakau.

Demikianlah artikel tentang berbagai macam jenis rawa. Semoga artikel ini bermanfaat bagi anda. Selamat membaca..

Sunday, September 25, 2016

[Artikel Lengkap] Mengenal Proses dan Macam-Macam Hujan

[Artikel Lengkap] Mengenal Proses dan Macam-Macam Hujan


Mengenal proses dan macam-macam hujan. Hujan sangat familiar di telinga kita bahkan terjadi secara langsung di lingkungan sekitar kita. Hujan merupakan peristiwa jatuhnya titik air ke permukaan bumi dalam bentuk cair maupun padat (semula berupa air di udara). Hujan dapat terjadi pada bulan-bulan tertentu. Nah, kehadiran atau turunnya hujan ini sangat dinanti-nanti oleh semua makhluk hidup apalagi jika pada musim kemarau karena hujan penting bagi kehidupan makhluk hidup. Hujan yang turun ke bumi dapat memberikan dampak positif maupun negatif bagi kehidupan makhluk hidup. Dampak positifnya yaitu makhluk hidup tidak akan kekurangan air atau kekeringan, tanaman pertanian seperti padi dapat ditanam dan tumbuh subur, hujan juga dapat membuat udara lebih segar dan sejuk. Sedangkan dampak negatifnya yaitu jika hujan terjadi secara terus menerus dapat menyebabkan bencana alam seperti banjir, tanah longsor, gempa bumi dan erosi tanah. Sehingga dampak negatif hujan sangat merugikan semua makhluk hidup. Jika bencana alam terjadi, tidak hanya tumbuhan dan hewan saja yang dapat mati manusia juga dapat menjadi korban jiwa. Nah, untuk lebih mengenal tentang hujan simaklah artikel ini hingga selesai.


Proses Terjadinya Hujan

Proses Daur Air
Proses Daur Air
Sebelum kita membahas lebih dalam, kita bahas dulu proses terjadinya hujan. Hujan dapat terjadi akibat adanya cahaya matahari yang merupakan sumber energi panas terbesar di bumi. Energi panas dari matahari tersebut dapat membuat air permukaan bumi seperti sungai, danau, rawa dan lautan akan menguap. Ketika air tersebut naik ke udara maka uap air akan mendingin dan berubah kembali menjadi butiran-butiran air. Selanjutnya, butiran-butiran air tersebut akan membentuk awan. Jika awan semakin ke atas maka suhu udara makin rendah sehingga awan akan mengembun. Dari proses tersebut maka terjadilah kumpulan titik-titik air di langit. Jika titik-titik air tersebut jatuh ke bumi maka terjadilah hujan. Air hujan yang telah turun sebagian dapat diserap oleh tanah dan sebagian lagi kembali mengalir ke laut. Proses perputaran air tersebut dapat disebut dengan daur air.

Macam - Macam Hujan

Hujan dapat dibedakan menjadi beberapa macam, antara lain :

1. Berdasarkan Bentuk Curah Hujannya

Berdasarkan bentuk curah hujannya, hujan dapat dibedakan menjadi empat yaitu :
  • Hujan gerimis (drizzle), mempunyai ukuran diameter antara 0,5 - 0,4 mm
  • Hujan salju (snow), dapat terjadi karena sublimasi uap air berada pada temperatur di bawah titik beku. Hujan ini dapat terjadi jika tempat terjadinya awan sampai dengan permukaan tanah mempunyai temperature <0
  • Hujan es (hail stone), terdiri dari bongkahan-bongkahan es yang mempunyai diameter 5 - 50 mm yang berasal dari awan Cumulunimbus
  • Hujan deras (rain), curahan air yang turun dari awan yang mempunyai temperature di atas titik beku dengan diameter kurang lebih 7 mm. 

2. Berdasarkan Proses Terjadinya

Berdasarkan proses terjadinya, hujan dapat dibedakan menjadi empat yaitu :

1. Hujan Konveksi (Hujan Zenital)

Hujan Zenital
Hujan Zenital
Hujan konveksi (hujan zenital) dapat terjadi karena massa udara yang banyak mengandung uap air akan naik ke atas secara vertikal atau angin mendorong ke atas. Proses tersebut dapat menyebabkan penurunan suhu, sehingga dapat terjadi proses kondensasi atau pengembunan serta membentuk awan konveksi. Air yang telah mengumpul tadi akan sampai pada titik jenuhnya akibatnya turunlah hujan. Letak turun hujan berada di atas garis khayal ekuator atau khatulistiwa, oleh karena itu peristiwa tersebut dinamakan hujan konveksi (hujan zenital). Biasanya hujan jenis ini dapat terjadi pada daerah tropis seperti iklim di Indonesia.

2. Hujan Orografis

Hujan Orografis
Hujan Orografis
Hujan orografis merupakan hujan yang terjadi karena adanya angin yang mengandung uap air dengan arah pergerakannya secara horizontal. Pergerakan angin harus melewati pegunungan sehingga suhu angin menjadi dingin akibat adanya proses kondensasi. Kemudian membentuk titik-titik air yang mengendap sehingga menyebabkan terjadinya hujan pada lereng gunung yang menghadap ke arah datangnya angin tersebut. Proses itulah yang dinamakan hujan orografis.

3. Hujan Frontal

Hujan Frontal
Hujan Frontal
Hujan frontal merupakan hujan yang terjadi dari awan yang terbentuk karena pertemuan massa udara yang panas dan massa udara dingin serta banyak terjadi pada lintang pertengahan. Massa udara panas yang kurang padat akan naik ke atas, sedangkan massa udara dingin yang lebih padat akan turun ke bawah. Tempat pertemuan antara kedua massa tersebut dinamakan bidang front. Hujan dapat terjadi di daerah front karena massa udara panas yang lembab akan bertemu dengan massa udara dingin sehingga terjadi kondensasi yang kemudian akan membentuk awan dan terjadilah hujan.

4. Hujan Muson (Hujan Musiman)

Hujan Muson
Hujan Muson
Hujan muson merupakan hujan yang terjadi karena adanya angin muson atau angin musiman. Hujan ini dapat terjadi dalam kurun waktu tertentu, sehingga menyebabkan musim kemarau dan musim penghujan. Negara Indonesia sering mengalami angin muson yang terjadi pada bulan Oktober hingga Maret. Sehingga pada bulan-bulan tersebut sering terjadi hujan atau musim penghujan. Sedangkan pada bulan April hingga September, Indonesia mengalami angin muson sehingga jarang terjadi hujan atau musim kemarau.

Demikianlah artikel tentang mengenal proses dan macam-macam hujan. Semoga artikel ini bermanfaat bagi anda.

[Artikel Lengkap] Berbagai Macam Jenis Kabut

[Artikel Lengkap] Berbagai Macam Jenis Kabut


Berbagai macam jenis kabut. Jika kita tinggal di daerah pegunungan atau daerah yang tinggi pasti pernah melihat kabut. Biasanya kabut muncul pada daerah yang memiliki suhu udara dingin. Kabut merupakan awan rendah yang berada di atas permukaan bumi. Jika dilihat sepintas bentuk kabut hampir sama dengan awan. Kalau awan tidak menyentuh permukaan bumi dan berada di atas, sedangkan kabut menyentuh permukaan bumi. Kabut dapat terbentuk karena adanya pertemuan antara udara panas yang lembab dengan udara dingin. Udara pada suatu daerah dengan suhu 30 0C memiliki kandungan uap air sebanyak 30 gr per m3 sehingga udara tersebut mengandung jumlah maksimum uap air yang dapat ditahannya. Namun, ketika suhu udara tersebut turun dan jumlah uap air melewati batas jumlah maksimum uap air yang ditahannya maka uap air tersebut akan berubah menjadi embun. Secara umum, kabut dapat hilang sendirinya jika suhu udara meningkat dan kemampuan udara dalam hal menahan uap air bertambah. Nah, langsung saja kita bahas lebih dalam tentang jenis-jenis kabut.

Jenis-Jenis Kabut

Sebenarnya jenis kabut tidak hanya satu saja melainkan mempunyai banyak jenis. Jenis-jenis kabut tersebut antara lain :

1. Kabut Sawah

Kabut sawah merupakan kabut yang sering terjadi pada malam atau pagi hari dengan cuaca yang terang serta udara dingin melalui sungai, sawah atau selokan. Sehingga air akan berubah menjadi suhu yang lebih panas. Ketika suhu udara naik serta kesanggupan memuat air bertambah terjadilah penguapan. Namun setelah udara sampai di tempat atau daratan yang lebih tinggi maka udara tersebut akan mendingin serta mengalami kondensasi sehingga membentuk kabut. 

2. Kabut Adveksi

Kabut adveksi merupakan kabut yang terjadi akibat adanya gerakan udara yang panas dan lembab menuju ke atas permukaan yang dingin. Udara yang telah didinginkan dari bawah dan inverse permukaan membentuk pendinginan lebih lanjut pada lapisan tersebut maka dapat menurunkan suhu udara hingga di bawah titik embun. Proses-proses diatas dapat menghasilkan sebuah kabut. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terbentuknya kabut jenis ini, antara lain :
  • Adanya perbedaan suhu yang sangat mencolok antara udara yang bergerak dengan permukaan
  • Udara yang bergerak bersifat panas dn lembab
  • Kecepatan angin sedang agar perbedaan suhu dapat dipertahankan dan percampuran turbulensi tidak cukup kuat mengangkat kabut
3. Kabut Gunung

Kabut gunung merupakan kabut yang terbentuk ketika uap air bergerak menuju ke atas melewati lereng-lereng gunung. Udara dingin akan terus bergerak ke atas gunung hingga tak sanggup menahan uap air. Udara dingin yang terdapat pada ketinggian tertentu akan mengkondensasi sehingga terbentuk kabut yang dapat terjadi di sepanjang lereng gunung. 

4. Kabut Industri

Kabut industri merupakan kabut yang mempunyai warna kehitaman yang dapat terjadi di atas kota industri. Kabut jenis ini biasanya disebabkan oleh kumpulan asap-asap pabrik. Jika hal tersebut sering terjadi maka jumlah inti kondensasi akan bertambah banyak sehingga udara yang mengandung uap air akan membentuk menjadi kabut. 

5. Kabut Percampuran

Kabut percampuran merupakan kabut yang dapat terjadi jika udara lembab panas bertemu dengan udara lembab dingin, sehingga percampuran pada daerah pertemuan dapat menghasilkan penjenuhan dan kondensasi. 

6. Kabut Radiasi

Kabut radiasi merupakan kabut yang terjadi jika udara lembab bersinggungan dengan permukaan tanah yang lebih dingin yang diakibatkan oleh radiasi bumi pada malam hari. Satu lapis kabut dapat terbentuk di seluruh permukaan tanah yang terjadi secara bertahap sehingga lama kelamaan akan bertambah menjadi tebal. Biasanya kabut radiasi ini dapat muncul di lembah-lembah yang dalam. 

Demikianlah artikel tentang berbagai macam jenis kabut. Semoga artikel ini bermanfaat bagi anda. Selamat membaca..


Jenis-Jenis Erosi Tanah dan Dampaknya Bagi Kehidupan

Jenis-Jenis Erosi Tanah dan Dampaknya Bagi Kehidupan


Jenis-jenis erosi tanah dan dampaknya bagi kehidupan. Dalam dunia geografi, kata “Erosi Tanah” sudah tidak asing lagi di telinga kita. Erosi merupakan pengikisan permukaan bumi oleh tenaga yang melibatkan pengangkatan berbagai benda-benda, misalnya air mengalir, es, angin serta gelombang atau arus. Umumnya, erosi dapat terjadi pada daerah atau tempat yang tinggi menuju ke tempat yang lebih rendah. Sedangkan tanah merupakan bagian dari alam yang bebas dan menduduki sebagian besar lapisan atas permukaan bumi. Jadi, erosi tanah merupakan proses geologis yang mana partikel tanah akan terpisah dan diangkut oleh berbagai agen-agen erosi, seperti air, angin, gletser dan gravitasi. Ternyata di bumi ini jenis erosi tanah sangat beragam. Nah, untuk lebih jelasnya tentang jenis-jenis erosi tanah simaklah penjelasanan di bawah ini.

Jenis-Jenis Erosi Tanah

Lapisan tanah atas memiliki tingkat kesuburan yang tinggi, tetapi setelah terkena erosi tanah maka tanah tersebut tingkat kesuburannya akan berkurang. Tanah yang terkena erosi akan menyebabkan tanah menjadi terkikis dan dipindahkan dari satu tempat ke tempat yang lainnya. Dalam hal erosi terdapat tenaga pengangkut dari material hasil pelapukan, antara lain :

a. Erosi oleh tenaga air

Air memiliki kekuatan mengikis lebih dalam dan besar untuk menghancurkan batu-batuan. Pengikisan tersebut dinamakan korasi. Ada berbagai macam erosi yang disebabkan oleh tenaga air, antara lain :
  1. Erosi gelombang air laut (abrasi). Pengikisan atau pelepasan batuan pantai yang diterjang oleh gelombang air laut terus menerus baik terjadi pada pantai curam maupun landai. Pada pantai curam akan membentuk gua-gua pantai dan cliff berdinding curam akibat deburan ombak. Sedangkan pada panta landai banyak sawah, tambak yang lenyap akibat diterjang oleh gelombang air laut.
  2. Erosi tanah bagian atas. Pengikisan serta pengangkutan lapisan permukaan tanah oleh air yang mengalir sehingga menyebabkan butiran tanah dan unsur-unsur hara pada tanah mengakibatkan tanah menjadi tandus. 
  3. Erosi alur (riil erotion). Erosi yang terjadi karena terbentuknya alur-alur yang sangat memanjang di sepanjang permukaan tanah oleh aliran air. Kedalaman alur tersebut kurang lebih 50 cm.
  4. Erosi parit (gully erotion). Aliran air yang melebar dan mengikis lereng serta membuat alur-alur yang sangat dalam sehingga membentuk parit atau dapat juga membentuk huruf V atau U yang mempunyai kedalaman mencapai 50 sampai 300 cm. 
  5. Erosi tebing (stream bank erotion). Erosi tebing ini terjadi karena adanya pengikisan pada dinding sungai sehingga menyebabkan lembah sungai semakin melebar. Umumnya, erosi jenis ini terjadi di daerah hilir sungai. Erosi ini juga disebut dengan erosi saluran (channel erotion).
  6. Erosi percikan (splash erotion). Erosi ini terjadi karena terlepasnya partikel tanah yang disebabkan oleh tetesan air hujan. Hal tersebut dapat menyebabkan batuan yang terkena air hujan akan menjadi lapuk dan akhirnya hancur
b. Erosi tanah oleh tenaga angin

Biasanya erosi angin terjadi pada daerah atau tempat yang kering. Besarnya tekanan dapat mempengaruhi kecepatan atau kencangnya angin. Angin bergerak untuk menggesek-gesek batuan sehingga lama kelamaan batuan induknya terkikis dan diangkut oleh angin. Proses pengikisan oleh angin dapat disebut deflasi. Contohnya adalah struktur yang terbentuk secara alami oleh erosi angin yaitu batu jamur yang dapat ditemukan di padang pasir.

c. Erosi oleh gletser

Erosi oleh gletser dapat terjadi karena adanya pengikisan es pada daerah kutub atau pegunungan bersalju. Es yang terdapat di daerah tinggi akan mencair dan menuruni lereng karena dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi, sehingga menyebabkan terkikisnya batuan yang telah dilaluinya.

d. Erosi oleh gerak massa batuan

Batuan yang dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lain secara besar-besaran dapat dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya pengaruh gravitasi, pengaruh tempat (dari tempat tinggi menuju ke tempat yang rendah), kandungan air serta jenis batuan. Perpindahan batuan secara besar-besaran dapat disebut dengan mass wasting, yang dapat dibedakan menjadi tiga macam antara lain :

1. Slow flowage, merupakan perpindahan massa batuan yang berjalan sangat lambat
2. Rapit flowage, merupakan perpindahan massa batuan yang berlangsung secara cepat. Jenis ini dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu :
  • Earth flow yaitu gerakan massa tanah yang jenuh air
  • Mud flow yaitu gerakan massa lumpur
  • Debris avalanches yaitu massa tanah dan puing-puing batuan dapat meluncur dengan cepat pada lereng curam dan sempit
3.Landslide, merupakan turunnya massa larutan sepanjang lereng yang sangat terjal. Jenis ini dapat dibagi menjadi enam macam yaitu :
  • Rock slide yaitu batuan besar menuruni lereng
  • Debris slide yaitu puing-puing batuan yang longsor
  • Rock fall yaitu runtuhnya massa batuan secara vertikal
  • Debris fall yaitu runtuhnya massa batuan karena hancur
  • Slumping yaitu tanah longsor yang terputus-putus
  • Subsidence yaitu massa batuan yang tenggelam

Dampak Erosi Terhadap Kehidupan

Erosi tanah dapat menyebabkan pengembangan struktur topologi baru dikarenakan pengendapan partikel tanah sehingga tanah menjadi lebih lapuk dan produktivitas serta kesuburan tanah menjadi berkurang. Jika hal tersebut terjadi maka kadar air serta mineral otomatis akan berkurang dan aktivitas pertanian pada lahan akan sulit dilakukan. Akibat erosi yang sudah parah dapat menyebabkan lahan atau tanah menjadi tandus karena tidak adanya curah hujan sehingga mengalami kekeringan. Selain berdampak pada lahan pertanian, erosi juga dapat berdampak pada manusia. Tanah longsor termasuk salah satu erosi tanah yang dapat memakan korban jiwa.

Usaha Mengurangi Erosi Tanah

Untuk mengurangi erosi yang ada di sekitar lingkungan kita dapat dilakukan berbagai cara, antara lain :
  • Melindungi serta menjaga pengikisan atau erosi
  • Melakukan kegiatan reboisasi yaitu penanaman kembali lahan-lahan yang telah gundul akibat eksploitasi yang dilakukan secara besar-besaran dan tidak bertanggung jawab
  • Mengatur sistem drainase atau saluran yang baik untuk mengatur sirkulasi air
  • Melakukan terasering yaitu pola bercocok tanam dengan sistem bertingkat (berteras-teras) guna mencegah terjadinya erosi tanah
  • Selalu menjaga dari pencemaran atau polusi tanah
  • Mengganti jenis tanaman yang bertujuan untuk menghindari penyerapan unsur hara tanah secara terus menerus oleh tanaman yang sama 

Demikianlah artikel tentang jenis-jenis erosi tanah dan dampaknya bagi kehidupan. Semoga artikel ini bermanfaat bagi anda.

Wednesday, September 21, 2016

[Artikel Lengkap] Proses Pembentukan Tanah

[Artikel Lengkap] Proses Pembentukan Tanah


Proses pembentukan tanah. Telah kita ketahui bahwa bumi dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu lautan dan daratan. Kali ini kita akan membahas tentang daratan yaitu berupa tanah. Tanah merupakan bagian kerak bumi yang tersusun atas campuran mineral berupa batuan yang telah lapuk dengan bahan organik yang berasal dari tumbuhan atau hewan yang telah mati dan terurai. Bahan organik sangat dibutuhkan oleh tanah sebab dapat berpengaruh terhadap sifat tanah dan juga pertumbuhan tanaman. Pengaruh bahan organik tersebut antara lain :
  • Memperbaiki struktur tanah
  • Sumber unsur hara
  • Mampu menahan air
  • Sumber energi bagi organisme
  • Kemampuan menahan unsur hara (tanah topsoil yaitu tanah yang banyak mengandung humus atau bahan organik)
Tanah sangat penting bagi makhluk hidup yaitu sebagai pijakan dalam melangkah. Tanah tidak dapat terbentuk sendiri secara tiba-tiba, melainkan melalui beberapa proses sehingga dapat menjadi tanah yang sempurna. Dalam proses pembentukan tanah dibutuhkan waktu yang sangat lama bahkan hingga ribuan tahun. Nah, untuk lebih jelasnya simaklah artikel dibawah ini.

Proses Pembentukan Tanah

Pada mulanya bentuk tanah yaitu berupa batuan-batuan yang sangat besar, sehingga harus diubah menjadi butiran-butiran tanah yang lebih kecil agar dapat digunakan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup terutama tumbuhan. Secara umum, proses pembentukan tanah dapat dibedakan menjadi empat tahap antara lain :

1. Proses Pelapukan

Batuan yang berada di permukaan bumi lama kelamaan akan mengalami pelapukan yang menjadi remahan-remahan kecil. Walaupun begitu proses pelapukan tanpa mengubah susunan kimiawi dari batuan tersebut. Banyak faktor yang mempengaruhi proses pelapukan yaitu sinar matahari, perubahan suhu yang ekstrim dan juga hujan. Proses pelapukan dapat dibedakan menjadi tiga jenis, antara lain :
  1. Pelapukan Fisik (alterasi), merupakan proses pemecahan dan pelembutan batuan tanpa mengalami perubahan susunan kimia sehingga kandungan mineralnya tetap sama atau dapat dikatakan tidak ada pembentukan mineral baru. Pelapukan fisik ini dipengaruhi oleh perubahan iklim dan cuaca yang sangat ekstrim. 
  2. Pelapukan Kimia, merupakan proses pelapukan dan penguraian pecahan-pecahan batuan dan mineral-mineral ke dalam unsur penyusunnya atau dapat disebut dengan pembentukan mineral-mineral baru. Pelapukan kimia ini dipengaruhi oleh hujan asam yang selalu dan sering terjadi di awal proses pembentukan bumi
  3. Pelapukan Biologis, merupakan sebuah proses yang pada umumnya tidak terjadi pada awal proses pembentukan tanah. Pelapukan biologis dapat terjadi secara terus menerus tetapi setelah tanah terbentuk dan siap digunakan oleh makhluk hidup. Pelapukan jenis ini dapat dikatakan sebagai pelapukan penyempurna dari sifat-sifat tanah yang akan terbentuk
2. Proses Pelunakan

Proses selanjutnya yaitu pelunakan. Batuan-batuan kecil yang telah terbentuk dari proses pelapukan kemudian akan mengalami pelunakan. Dalam proses ini dibantu oleh air dan udara yang akan masuk dan merembes ke dalam sela-sela batuan tersebut. Calon makhluk hidup dalam proses pelunakan sudah mulai dapat tumbuh diatas permukaan batuan karena sudah terdapat air dan udara yang dibutuhkan untuk hidup. Walaupun begitu hanya sedikit saja organisme dapat hidup dan berkembang, contohnya lumut dan mikroba.

3. Proses Penumbuhan

Pada proses ketiga ini, batuan sudah mulai ditumbuhi oleh tumbuhan perintis yang berupa rumput dan tumbuhan kecil. Akar-akar pada tumbuhan tersebut akan masuk ke dalam batuan yang telah menjadi lunak sehingga dapat memecah batuan tersebut. Air yang membawa asam humus juga akan menyebabkan terjadinya pelapukan pada batuan tersebut. Sehingga batuan yang telah hancur akan menjadi unsur mineral pembentuk tanah. Dari proses diatas dapat dikatakan bahwa hal tersebut merupakan pelapukan biologi.

4. Proses Penyuburan

Pada proses terakhir ini, batuan yang telah mengalami pelapukan sudah mulai subur. Pembentukan awal tanah hanya mengandung mineral-mineral saja sehingga setelah mengalami pelapukan tanah akan menjadi bertambah subur karena terdapat materi-materi organik yang berasal dari tumbuhan dan hewan yang telah mati. Proses inilah tanah sudah terbentuk sempurna sehingga tanah sudah siap untuk di injak sehari-hari.


Demikianlah artikel tentang proses pembentukan tanah. Semoga artikel ini bermanfaat bagi anda. Selamat membaca.

Berbagai Jenis Tanah yang ada Di Indonesia

Berbagai Jenis Tanah yang ada Di Indonesia 


Berbagai jenis tanah yang ada di Indonesia. Bumi terbagi menjadi dua bagian yaitu daratan dan lautan. Daratan sendiri memiliki bentuk berupa permukaan tanah. Tanah atau dapat disebut dengan soil merupakan lapisan paling atas dari bumi ini. Di bumi ini, tanah sangat penting bagi semua makhluk hidup karena kehidupan makhluk hidup berada di atas tanah. Tanah dapat terjadi karena proses batuan yang mengalami pelapukan atau penghancuran dalam kurun waktu yang sangat lama bahkan hingga ratusan tahun. Dalam proses pelapukan batuan dibantu oleh beberapa mikroorganisme, perubahan suhu serta air. Untuk mempelajari seluk beluk tanah dibutuhkan sebuah panduan yang berupa ilmu. Ilmu yang mempelajari tentang tanah disebut dengan Pedeologi. Nah, untuk lebih jelasnya tentang tanah simaklah artikel di bawah ini hingga selesai.

Jenis-Jenis Tanah

Sebenarnya jenis tanah dari satu daerah dengan daerah lainnya memiliki kondisi yang berbeda tergantung komponen yang ada di daerah tersebut. Sehingga di bumi ini mempunyai beragam jenis tanah yang dapat dimanfaatkan makhluk hidup terutama manusia. Jenis-jenis tanah tersebut antara lain :

1. Tanah Vulkanis

Tanah vulkanis merupakan tanah yang berasal dari pelapukan batuan vulkanik. Tanah vulkanik dapat disebut dengan tanah gunung berapi sehingga banyak mengandung unsure hara yang tinggi. Tanah jenis ini sangat cocok untuk dijadikan lahan pertanian karena memiliki sifat yang sangat subur. Persebaran tanah ini terdapat di sepanjang jalur pegunungan mudah diterima dan berbentuk gunung berapi.

2. Tanah Humus

Sebenarnya tanah humus sering kita jumpai di sekitar lingkungan kita atau dapat dikatakan bahwa tanah ini adalah tanah yang selalu kita pijak setiap harinya. Tanah humus merupakan tanah yang terbentuk dari pelapukan tumbuh-tumbuhan. Tanah jenis ini memiliki warna yang gelap dengan teksturnya gembur. Tanah ini juga memiliki unsur hara dan mineral yang sangat banyak sehingga sangat cocok untuk lahan pertanian karena mempunyai sifat yang sangat subur.

3. Tanah Organosal (Tanah Gambut)

Tanah gambut merupakan tanah yang berasal dari bahan induk organik di daerah rawa. Ketebalan tanah ini kurang lebih 0,5 meter dengan warna agak gelap dan bersifat sangat asam. Kandungan haranya sangat rendah sehingga tanah ini tergolong tanah yang tidak subur dan tidak cocok jika ditanami tumbuhan.

Macam-macam tanah gambut :
1. Berdasarkan topografinya, tanah dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu :
  • Tanah gambut ombrogen, merupakan tanah yang selalu tergenang oleh air
  • Tanah gambut topogen, merupakan tanah depresi di dataran rendah
  • Tanah gambut pegunungan, merupakan tanah yang terbentuk di daerah pegunungan
2. Berdasarkan susunan kimiawinya, tanah dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu :
  • Gambut eutrof, ciri-cirinya yaitu agak asam, haranya relatif lebih tinggi, O2 lebih tinggi
  • Gambut oligotrof, ciri-cirinya yaitu sangat asam, hara rendah, O2 rendah
  • Gambut mestrof, merupakan peralihan dari eutrof dan oligotrof
4. Tanah Pasir

Tanah pasir merupakan pelapukan dari batuan pasir. Tanah pasir berbentuk butiran yang kasar dan berkerikil. Tanah jenis ini memiliki kandungan humus yang sedikit sehingga tidak cocok untuk lahan pertanian. Karena berbentuk kerikil maka tanah ini sangat cocok untuk dijadikan bahan bangunan. Persebarannya yaitu hampir seluruh wilayah Indonesia terdapat tanah pasir.

5. Tanah Liat

Tanah liat atau sering disebut dengan tanah lempung merupakan jenis tanah yang terdiri atas campuran antara aluminium dengan silikat yang mempunyai diameter tidak lebih dari 4 mikrometer. Tanah jenis ini termasuk tanah yang tidak subur sehingga tidak cocok untuk lahan pertanian. Umumnya tanah ini mempunyai warna abu-abu pekat atau hampir mengarah ke warna hitam. Tanah liat mempunyai manfaat yang sangat besar untuk kebutuhan hidup manusia yaitu tanah ini dapat digunakan untuk membuat kerajinan dan gerabah yang memiliki nilai jual tinggi. Persebarannya yaitu hampir tersebar secara merata di seluruh Indonesia, hanya yang membedakannya pada kedalaman tanah tersebut

6. Tanah Kapur

Umumnya tanah kapur berasal dari batuan kapur yang telah mengalami pelapukan. Tanah ini juga tergolong tanah yang tidak subur sehingga tidak cocok untuk lahan pertanian. Tetapi tanah kapur dapat ditanami pohon yang sangat kuat dan tahan lama seperti pohon jati dan pohon keras lainnya. Persebaran tanah kapur tersebar di daerah yang kering, misalnya di gunung kidul (Yogyakarta), dan di daerah pegunungan kapur seperti di Jawa Tengah, Jawa barat dan Nusa Tenggara Timur.

7. Tanah Litosol

Tanah litosol merupakan batuan yang bahan induknya batuan beku atau batuan sedimen. Tanah jenis ini memiliki tekstur yang beraneka ragam serta berpasir tidak berstruktur. Tanah ini juga memiliki kesuburan yang sangat bervariasi yang terdapat di daerah bertopografi berbukit, pegunungan dan kemiringan curam.

8. Tanah Aluvial

Tanah aluvial merupakan tanah endapan atau sedimentasi dari batuan aluvium yang dibawa oleh air sungai. Tanah ini mempunyai warna coklat hingga kelabu. Tanah jenis ini tergolong tanah yang subur sehingga sangat cocok untuk lahan pertanian baik untuk tanaman padi maupun palawija. Persebarannya yaitu di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Papua serta Jawa.

9. Tanah Podsol

Tanah podsol merupakan jenis tanah yang batuan induknya berupa batuan pasir dengan kandungan hara yang tinggi. Warna tanah podsol yaitu kuning hingga kuning keabuan  dan mempunyai tekstur pasir hingga lempung. Kesuburan tanahnya sangat rendah karena terbentuk dari curah hujan yang tinggi tetapi memiliki suhu yang rendah.

10. Tanah Andosal 

Tanah andosal merupakan tanah mineral yang berasal dari batuan induk atau tuff vulkanik yang bersifat kandungan bahan organiknya tinggi. Tanah ini mempunyai warna coklat keabu-abuan. Tanah jenis ini memiliki kandungan mineral, unsur hara, dan air yang banyak sehingga sangat cocok untuk segala jenis tanaman. Umumnya persebaran tanah ini terdapat di daerah yang dekat dengan gunung berapi.

Demikianlah artikel tentang berbagai jenis tanah yang ada di Indonesia. Semoga artikel ini bermanfaat bagi anda. Selamat membaca.

Tuesday, September 20, 2016

[Artikel Lengkap] Macam-Macam Gempa Bumi

[Artikel Lengkap] Macam-Macam Gempa Bumi

Macam-macam gempa bumi. Gempa bumi merupakan salah satu bencana alam yang sering terjadi khusunya di Indonesia karena memiliki banyak gunung berapi. Umumnya, gempa bumi  datang secara tiba-tiba tanpa di ketahui tanda-tandanya terlebih dahulu. Gempa bumi berbeda dengan bencana alam lainnya karena gempa bumi tidak memiliki tanda-tanda apapun saat akan terjadi gempa bumi. Sedangkan bencana alam lainnya memiliki tanda-tanda umum sehingga manusia dapat mengantisipasi atau mengungsi ke tempat yang lebih aman terlebih dahulu sebelum terjadinya bencana alam tersebut. Misalnya pada suatu daerah dilanda hujan yang sangat deras maka bisa menyebabkan banjir. Jika di daerah pegunungan terdengar suara gemuruh dari dalam tanah dan banyak binatang liar yang turun ke kaki gunung, hal tersebut menandakan bahwa gunung akan meletus. Nah, untuk lebih jelasnya tentang macam-macam gempa simaklah artikel di bawah ini dengan benar.

Macam-Macam Gempa Bumi 

Gempa bumi atau bisa disebut dengan Seisme merupakan getaran pada permukaan bumi yang disebabkan oleh kekuatan-kekuatan dari dalam. Jenis gempa bumi sangat bermacam-macam, antara lain :

A. Berdasarkan Intenstitasnya

Berdasarkan intensitasnya, gempa bumi dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
  1. Macroseisme, merupakan gempa bumi yang memiliki intensitas sangat besar. Cara mengetahuinya sangat mudah karena tidak membutuhkan alat, seperti alat perekam gempa
  2. Microseisme, merupakan gempa bumi yang memiliki intensitas sangat kecil. Gempa bumi jenis ini hanya diketahui dengan menggunakan alat perekam gempa
B. Berdasarkan Sebab Terjadinya

Berdasarkan sebab terjadinya, gempa bumi dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :

1. Gempa Vulkanik

Gempa vulkanik dapat terjadi akibat adanya aktivitas magma yang biasanya terjadi sebelum gunung berapi meletus. Jika aktivitas magma semakin tinggi maka dapat mengakibatkan munculnya sebuah ledakan dan hal tersebut dapat memicu terjadinya gempa bumi. Gempa vulkanik hanya dapat dirasakan di daerah  sekitar gunung berapi yang meletus saja sehingga bahaya yang ditimbulkan juga kecil.

2. Gempa Tektonik

Gempa tektonik dapat terjadi akibat adanya aktivitas tektonik yaitu pergeseran lempeng-lempeng tektonik yang timbul secara mendadak dan memiliki kekuatan dari yang sangat kecil hingga sangat besar. Biasanya gempa vulkanik dapat menyebabkan kerusakan atau bencana alam di bumi sehingga bahaya yang ditimbulkan sangat besar yaitu tanah dapat mengalami retakan, terbang hingga bergeser.

3. Gempa Guguran atau Runtuhan

Gempa guguran atau runtuhan dapat terjadi karena gugurnya atau runtuhnya tanah. Getaran yang dihasilkan akibat runtuhnya lahan hanya dapat dirasakan di daerah sekitar yang runtuh karena bersifat lokal. Biasanya daerah yang terkena gempa guguran adalah daerah tambang yang berbentuk terowongan, pegunungan kapur atau lubang.

C. Berdasarkan Bentuk Episentrumnya

Berdasarkan bentuk episentrum, gempa bumi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
  1. Gempa Linear, episentrumnya berbentuk titik. Contohnya gempa runtuhan
  2. Gempa Sentral, episentrumnya berbentuk garis. Contohnya gempa tektonik
D. Berdasarkan Letak atau Kedalaman Hiposentrum

Berdasarkan letak atau kedalaman hiposentrum, gempa bumi dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :
  1. Gempa dalam, jika letak atau kedalaman hiposentrumnya antara 300-700 km di bawah permukaan bumi
  2. Gempa menengah, jika letak atau kedalaman hiposentrumnya antara 100-300 km di bawah permukaan bumi
  3. Gempa dangkal, jika letak atau kedalaman hiposentrumnya kurang dari 100 km di bawah permukaan bumi
E. Berdasarkan Jarak Episentrumnya

Berdasarkan jarak episentrumnya, gempa bumi dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :
  1. Gempa dekat, jarak episentrumnya kurang dari 10.000 km
  2. Gempa jauh, jarak episentrumnya sekitar 10.000 km
  3. Gempa sangat jauh, jarak episentrumnya diatas 10.000 km

Kekuatan sebuah gempa dapat diukur berdasarkan tingkat kerusakan yang terjadi. Kekuatan gempa dapat diukur dengan beberapa skala antara lain skala omari, skala richter, skala cancani dan skala mercalli tetapi untuk saat ini masih menggunakan skala richter.

Demikianlah artikel tentang macam-macam gempa bumi. Semoga artikel ini bermanfaat bagi anda. Selamat membaca.


Saturday, September 17, 2016

[Artikel Lengkap] 3 Sistem Pegunungan di Negara Indonesia

[Artikel Lengkap] 3 Sistem Pegunungan di Negara Indonesia

3 sistem pegunungan di negara Indonesia. Indonesia memiliki banyak gunung terutama gunung berapi. Kumpulan gunung-gunung berapi yang ada di Indonesia merupakan rangkaian pegunungan di seluruh dunia yang berujung di negara Indonesia. Gunung berapi atau pegunungan termasuk salah satu gejala alam yang ada di muka bumi ini. Gunung berapi yang masih aktif sewaktu-waktu dapat meletus dan dapat merusak semua yang ada di sekitarnya. Fenomena tersebut sangat tidak diharapkan oleh manusia atau makhluk hidup lainnya sebab dapat merugikan. Tetapi sebagai makhluk hidup hanya bisa menerimanya karena hal tersebut di luar kuasa kita. Gejala alam dalam hal pembentukan pegunungan dapat memakan waktu jutaan tahun lamanya. Nah, untuk lebih jelasnya tentang sistem pegunungan di negara Indonesia maka simaklah artikel di bawah ini dengan baik.

Sistem Pegunungan di Indonesia

Ada tiga sistem pokok pegunungan yang bertemu di Indonesia, yaitu sistem sunda, sistem busur di tepi asia dan sistem sirkum Australia.

1. Sistem Sunda

Sistem sunda dimulai dari Arakan Yoma di Birma atau sekarang menjadi Myanmar hingga kepulauan Banda di Maluku. Sistem sunda ini memiliki panjang kurang lebih  7000 km yang terdiri dari lima busur pegunungan, antara lain :
  • Busur Arakan Yoma, berpusat di Shan (Myanmar)
  • Busur Andaman Nikobar, berpusat di Mergai
  • Busur Sumatra – Jawa, berpusat di Anambas
  • Busur Kepulauan Nusa Tenggara, berpusat di Flores
  • Busur Banda, berpusat di Banda
Secara umum, sistem sunda dapat dibagi menjadi dua busur, yaitu :
  1. Busur Dalam. Jalur pegunungan busur ini bersifat vulkanis yang artinya rangkaian pegunungan lipatan atau bisa juga diartikan sebagai ketampakan dari kegunungapian. Jalur yang dilewati busur dalam yaitu sepanjang bukit barisan di pulau Sumatra, seluruh pegunungan yang ada di pulau Jawa, pulau Bali, pulau Lombok, pulau Sumbawa, pulau Flores, pulau Solor, pulau Wetar, kepulauan Banda dan berakhir di pulau Saparua.
  2. Busur Luar. Jalur pegunungan busur ini bersifat nonvulkanik yang artinya tidak menampakkan sifat-sifat kegunungapian tetapi hanya rangkaian pegunungan yang berupa lipatan. Jalur yang dilewati busur luar yaitu mulai dari pulau Simelue, pulau Nias, kepulauan Mentawai, pulau Enggano kemudian sebagian tenggelam berada di bawah laut sepanjang bagian selatan pulau Jawa dan setelah itu muncul kembali di atas permukaan bumi di pulau Sawu, pulau Roti, pulau Timor, pulau Babar, kepulauan Kai, pulau Seram dan berakhir di pulau Buru. 
2. Sistem Busur di Tepi Asia

Sistem busur di tepi Asia ini dimulai dari semenajung Kamasyatku melalui Jepang, Filipina, Kalimantan dan Sulawesi. Di Filipina sendiri, sistem busur dapat bercabang menjadi tiga, antara lain :
  • Cabang pertama dari pulau Luzon melalui pulau Palawan kemudian ke Kalimantan utara 
  • Cabang kedua dari pulau Luzon melalui pulau Samar kemudian ke Mindanao dan kepulauan Sulu ke Kalimantan Utara
  • Cabang ketiga dari pulau Samar ke Mindanau, Sangihe dan ke Sulawesi
3. Sistem Sirkum Australia

Sistem sirkum Australia ini dimulai dari Selandia Baru melalui Kaledonia Baru kemudian ke pulau Irian. Pada bagian utara dari sistem pegunungan ini dapat bercabang menjadi dua yaitu :
  • Cabang pertama, dari ekor pulau Irian melalui bagian tengah sampai ke pegunungan Charleslois di sebelah barat
  • Cabang kedua, dari kepulauan Bismark  melalui pegunungan di tepi pulau Irian bagian utara sampai ke kepala burung pulau Irian kemudian menuju ke Halmahera

Ketiga sistem pegunungan diatas bertemu di sekitar kepulauan Sulu dan Banggai. Indonesia sendiri merupakan daerah pertemuan antara sirkum mediterania dengan sirkum pasifik dengan proses pembentukan pegunungan yang masih berlangsung hingga saat ini sehingga Indonesia banyak mengalami gempa bumi.

Demikianlah artikel tentang sistem pegunungan di negara Indonesia. Semoga artikel ini bermanfaat bagi anda. Selamat membaca


Friday, September 16, 2016

Dampak Positif dan Negatif Letusan Gunung Berapi

Dampak Positif dan Negatif Letusan Gunung Berapi


Dampak positif dan negatif letusan gunung berapi. Di negara Indonesia masih terdapat beberapa gunung berapi yang masih aktif sehingga kapan saja dapat meletus. Gunung berapi sendiri merupakan suatu kondisi dimana terdapat sebuah saluran fluida yang dilalui material panas baik dalam bentuk cair atau lava. Saluran fluida atau kawah ini muncul di permukaan bumi yang dibalut oleh tanah dan tampak mengerucut sehingga dapat kita sebut dengan gunung. Sebenarnya gunung berapi tidak dapat lepas di kehidupan masyarakat sehingga penduduk yang tinggal di wilayah sekitar gunung lama kelamaan akan terbiasa dengan keberadaan gunung. Mereka yang sudah terbiasa akan mengenal tanda-tanda gunung dengan sendirinya, seperti terjadinya gempa halus, terdengarnya suara gemuruh dari dalam tanah, hewan-hewan liar akan turun ke kaki gunung, dan sebagainya. Gunung berapi yang meletus akan menimbulkan dampak baik positif maupun negatif bagi makhluk hidup terutama manusia. Nah, untuk lebih jelasnya tentang dampak positif dan negatif letusan gunung berapi simaklah artikel ini sampai selesai.

A. Dampak Positif Letusan Gunung Berapi

Gunung berapi jika meletus sangat membahayakan semua makhluk hidup yang ada di sekitarnya. Walaupun begitu, letusan gunung berapi juga mempunyai dampak positif yang sangat bermanfaat. Dampak positif letusan gunung berapi, antara lain :
  1. Dapat menyuburkan tanah karena abu sudah mengalami pelapukan yang mengandung garam-garam mineral yang sangat dibutuhkan oleh tumbuhan. Sehingga tanah tersebut sangat cocok digunakan untuk bercocok tanam.
  2. Membuka lapangan pekerjaan baru bagi penduduk sekitar pegunungan yaitu penambang pasir. Material vulkanik yang berupa pasir itu memiliki nilai jual yang sangat tinggi sehingga dapat membantu perekonomian masyarakat.
  3. Walaupun hutan telah rusak, dalam waktu beberapa bulan akan tumbuh pepohonan lagi sehingga akan terbentuk hutan baru dengan ekosistem yang baru pula.
  4. Munculnya mata air yang banyak mengandung mineral. Mata air tersebut disebut makdani
  5. Dapat menyebabkan letak bahan-bahan tambang dekat dengan permukaan tanah
  6. Pada wilayah vulkanik, potensial terjadinya hujan orografis. Dimana hujan potensial dapat terjadi karena gunung merupakan penangkan hujan terbaik
  7. Pada wilayah yang sering terjadi letusan gunung berapi sangat baik untuk didirikan pembangkit listrik
  8. Bebatuan yang telah disemburkan oleh gunung berapi saat meletus dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan warga sekitar
  9. Munculnya geyser atau sumber mata air panas yang keluar dari dalam bumi yang sangat baik bagi kesehatan kulit
  10. Menjadi tempat pariwisata dan sanatorium karena udaranya yang sangat sejuk

B. Dampak Negatif Letusan Gunung Berapi

Selain memberikan dampak positif bagi makhluk hidup, letusan gunung berapi juga memberikan dampak negatif sehingga sangat merugikan semua makhluk hidup yang tinggal di sekitar gunung. Dampak negatif tersebut antara lain :
  1. Pencemaran udara yang disebabkan oleh abu gunung berapi. Abu gunung berapi tersebut mempunyai kandungan zat yang sangat berbahaya yaitu hidrogen sulfide (H2S), sulfur dioksida (SO2), nitrogen dioksida dan material debu yang mengandung racun
  2. Abu vulkanik yang sangat panas akan merusak segala yang dilewatinya sehingga semua aktivitas penduduk di sekitar gunung akan lumpuh termasuk kegiatan ekonomi
  3. Lahar panas akan membuat hutan di sekitar gunung rusak akibat terbakar sehingga ekosistem alamiah hutan akan terancam
  4. Berbagai macam material yang dikeluarkan gunung berapi dapat menimbulkan bibit penyakit seperti batuk-batuk, infeksi saluran pernapasan, sakit kulit dan lain-lain
  5. Hujan debu akan menghalangi pandangan dan juga mencemari udara sekitar. Hal tersebut dapat menjadi penyebab pemanasan global

C. Bahaya yang Ditimbulkan Oleh Aktivitas Letusan Gunung Berapi

  1. Banjir lahar baik panas maupun lahar dingin dapat merusak areal pertanian dan pemukiman penduduk
  2. Banjir lava. Lava pada gunung berapi memiliki suhu 7000 C hingga 12000 C sehingga memiliki panas yang sangat tinggi. Hal tersebut dapat merusak dan membakar apapun yang dilaluinya. Walaupun sangat panas, alirannya sangat lambat yaitu sekitar 5-300 meter/hari sehingga masyarakat yang tinggal disekitar gunung dapat menyelamatkan diri
  3. Adanya gelombang pasang yang dapat terjadi apabila gunung berapi tersebut terdapat di dalam laut. Contohnya Gunung Krakatau di Selat Sunda
  4. Awan emulasi, merupakan awan yang sangat panas sekali. Awan ini memiliki suhu sekitar 2000-8000C dan dapat menyerang seluruh wilayah di sekitar gunung hingga radius 10 km bahkan dapat lebih jauh. Kecepatan awan emulasi ini kurang lebih 60 sampai 145 km/jam. 
  5. Hujan abu, merupakan akibat erupsi gunung berapi yang biasanya berisi debu, pasir, butiran lempeng. Hujan debu akan berdampak pada tingginya keasaman air, rusaknya pepohonan , menyebabkan penyakit mata serta infeksi saluran pernapasan. Saat hujan debu, penduduk dihimbau untuk menggunakan masker dan kacamata.

D. Usaha-Usaha Untuk Mengurangi Bahaya Gunung Berapi

  1. Mengadakan pos-pos pengamatan gunung berapi
  2. Memantau terus aktivitas gunung berapi yang masih aktif
  3. Membuat terowongan-terowongan air pada kepunden yang berdanau
  4. Pemetaan wilayah rawan bencana
  5. Mengungsikan penduduk yang bertempat tinggal di sekitar gunung yang akan meletus

Demikianlah artikel tentang dampak positif dan negatif letusan gunung berapi. Semoga artikel ini bermanfaat bagi anda. Selamat membaca.

Thursday, September 15, 2016

Benda-Benda yang Dikeluarkan Gunung Berapi Ketika Meletus

Benda-Benda yang Dikeluarkan Gunung Berapi Ketika Meletus


Benda-benda yang dikeluarkan gunung berapi ketika meletus. Gunung berapi yang masih aktif dapat meletus setiap saat tanpa mengenal waktu. Umumnya masyarakat yang tinggal di daerah sekitar gunung berapi sudah mengetahui tanda-tanda bahwa gunung tersebut akan meletus sehingga masyarakat dapat mempersiapkan diri untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman. Tanda-tanda gunung berapi akan meletus, antara lain terdengarnya suara gemuruh dalam tanah, suhu di sekitar kawah naik, sumber mata air mengering, tumbuhan banyak yang layu, hewan-hewan liar turun ke kaki gunung. Kuat dan lemahnya gunung berapi ketika meletus tergantung pada tekanan gas, kedalam dapur magma, luasnya sumber (dapur magma) dan sifat magma (cair/kental). Ketika gunung berapi meletus sangat membahayakan semua makhluk hidup karena gunung akan mengeluarkan berbagai benda-benda yang terdapat di dalam gunung berapi tersebut. Umumnya, benda-benda yang dikeluaran berupa lava, lahar, gas dan bahan piroklastik. Nah, langsung saja kita simak artikel tentang benda-benda yang dikeluarkan gunung berapi ketika meletus.

Benda-Benda yang Dikeluarkan Gunung Berapi

Benda-benda yang dapat dikeluarkan gunung berapi dapat digolongkan menjadi tiga yaitu :

A. Benda Padat (Efflata)

Berdasarkan asalnya, benda padat (efflata) dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
  1. Efflata Allogea, merupakan bahan yang berasal dari bebatuan yang terdapat di sekitar pipa kawah yang terlempar ketika terjadi letusan
  2. Efflata Autogen, merupakan bahan yang berasal dari magma itu sendiri dan sering disebut dengan Pyrolastica
Sedangkan berdasarkan ukurannya, benda padat (efflata) terdiri atas :
  • Bom atau batu-batu besar
  • Lapili berupa kerikil
  • Terak, merupakan jenis batu-batuan yang memiliki ukuran tidak beraturan dan lebih kecil dari bom
  • Pasir
  • Debu
  • Batu apung, merupakan batu yang penuh dengan pori-pori udara
B. Benda Cair

Benda cair yang terdapat di dapur magma akan mengalir keluar gunung dan meleleh keluar dari lubang kawah. Biasanya benda cair tersebut berupa :
  1. Lava, merupakan magma yang meleleh di luar pada lereng gunung. 
  2. Lahar panas, merupakan aliran air panas yang bercampur dengan lumpur yang telah dimuntahkan dari kepundan. Contoh banjir lahar panas Gunung Kelud di Jawa Timur
  3. Lahar dingin, merupakan aliran air dingin bercampur dengan lumpur yang terjadi akibat hujan lebat yang turun setelah gunung berapi meletus. Bahan lahar dingin dapat berupa batu, pasir dan debu yang terdapat di puncak gunung. Cairan lahar dingin ini mampu mengalir dengan sangat deras ke bawah sehingga dapat menyapu bersih semua yang dilaluinya. Akibatnya banyak sawah-sawah, sungai-sungai dan saluran-saluran tertutup oleh lahar dingin sehingga dapat menimbulkan banjir. Contoh lahar dingin terdapat di Gunung Galunggung, Gunung Merapi di Jawa Tengah dan Gunung Merapi Singgalang di Sumatera barat
C. Benda Gas (Ekshalasi)

Benda gas yang dikeluarkan gunung disebut dengan ekshalasi. Benda gas dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:
  1. Solfatar, merupakan gas-gas yang mengandung belerang (H2S) yang keluar dari lubang solftara. Contohnya Gunung Papandayan
  2. Fumoral, merupakan sebuah lubang yang mengeluarkan uap air (H2O)
  3. Mofet, merupakan sebuah lubang yang mengeluarkan gas CO2. Gas ini sangat berbahaya bagi makhluk hidup sebab mengandung racun. Gas ini lebih mudah dihirup oleh makhluk hidup karena memiliki sifat yang lebih berat dari oksigen sehingga menyebabkan gas lebih dekat dengan permukaan tanah. 
Berdasarkan cairnya magma yang keluar dan besarnya tekanan gas, gunung dapat dibedakan menjadi beberapa tipe erupsi, antara lain :
Tipe Erupsi
Tipe Erupsi
Demikianlah artikel tentang benda-benda yang dikeluarkan gunung berapi. Semoga artikel ini bermanfaat bagi anda. Selamat membaca…

Wednesday, September 14, 2016

[Artikel Lengkap] Tanda-Tanda Gunung Berapi Akan Meletus

[Artikel Lengkap] Tanda-Tanda Gunung Berapi Akan Meletus


Tanda-tanda gunung berapi akan meletus. Semua gunung berapi yang masih aktif pasti akan meletus. Kalau masyarakat yang tinggal di dekat gunung berapi pasti sudah mengenal beberapa pertanda jika gunung tersebut akan meletus. Gunung berapi dapat terbentuk dari aktivitas vulkanisme yang terdapat di dalam perut bumi dan prosesnya dapat berlangsung dalam waktu yang sangat lama. Kerak bumi yang terdapat di wilayah sekitar gunung berapi memiliki permukaan yang sangat tipis sehingga dapat langsung terhubung dengan magma yang ada di dalam perut bumi. Negara Indonesia adalah negara yang banyak memiliki gunung berapi. Tercatat ada sekitar 127 gunung berapi yang masih aktif di Indonesia. Nah, untuk lebih jelasnya tentang tanda-tanda gunung berapi akan meletus, simaklah artikel ini sampai selesai.

Status Gunung Berapi Sebelum Meletus

Proses vulkanik yang terdapat di perut bumi dapat berlangsung secara perlahan dan dalam beberapa tahap. Jika gunung berapi meletus dapat menyebabkan keluarnya magma dalam perut bumi yang berupa lahar atau lava yang sangat berbahaya bagi makhluk hidup terutama manusia. Jadi, bagi para penduduk masyarakat yang tinggal di sekitar gunung berapi harus selalu memperhatikan tanda-tanda alam serta peringatan yang diberikan pemerintah. Peringatan tersebut berupa Tingkatan Status, antara lain :

1. Status Normal

Status normal memiliki warna peringatan hijau. Gunung yang berstatus normal memiliki tanda tidak adanya gejala aktivitas tekanan magma sehingga level aktivitas dasar. Pada status normal dapat dikatakan bahwa gunung dalam kondisi tidur sehingga gunung tersebut dapat bebas dikunjungi oleh para pendaki karena dibuka untuk umum. Walaupun berstatus normal harus tetap melakukan pengamatan, melakukan survey dan penyelidikan.

2. Status Waspada

Status waspada memiliki warna peringatan kuning. Pada status ini mempunyai tanda seperti dijumpai aktivitas gunung apapun bentuknya. Disini terdapat kenaikan aktivitas diatas level normal seperti aktivitas seismik dan kejadian vulkanis lainnya serta sedikit perubahan aktivitas yang diakibatkan oleh aktivitas magma, tektonik dan hidrotermal di sekitar gunung. Upaya yang dilakukan ketika berstatus waspada yaitu penyuluhan kepada masyarakat, mengecek kesiapan sarana serta melakukan penilaian untuk mengukur level bahaya.

3. Status Siaga

Status siaga ini memiliki warna peringatan oranye. Status siaga menandakan gunung berapi sedang bergerak menuju ke arah letusan yang ditandai dengan peningkatan seismik secara signifikan serta telah memenuhi syarat untuk terjadinya sebuah letusan. Jika tren peningkatan berlanjut maka dapat terjadi letusan dalam kurun waktu 2 minggu. Upaya yang dilakukan ketika status siaga yaitu melakukan sosialisasi terhadap suatu wilayah dalam radius bahaya, serta menyiapkan sarana darurat dan juga melakukan piket setiap hari.

4. Status awas

Status awas ini memiliki warna peringatan merah. Hal ini pertanda bahwa gunung berapi akan segera atau sedang meletus atau bisa jadi dalam keadaan yang sangat kritis sehingga dapat menimbulkan sebuah bencana. Letusan pembukaan dimulai dengan keluarnya abu dan asap yang sangat banyak dan dapat terjadi dalam kurun waktu 24 jam. Upaya yang dilakukan ketika status awas yaitu harus mengosongkan seluruh wilayah yang tergolong radius bahaya serta melakukan koordinasi secara terpadu.

Tanda-Tanda Gunung Berapi Akan Meletus

Telah kita ketahui diatas, bahwa semua jenis gunung akan meletus dan meletusnya pasti dengan beberapa tanda karena sebuah gunung tidak dapat meletus dengan cara spontan. Masyrakat yang tinggal di sekitar gunung berapi pasti sudah paham dan mengenal tanda-tanda gunung akan meletus, tetapi bagi masyarakat yang tinggal jauh dari gunung tidak mengetahui sama sekali. Nah, berikut ada beberapa tanda-tanda gunung berapi akan meletus antara lain :

1. Suhu Udara Naik

Suhu disekitar kawah naik karena disebabkan oleh hawa panas yang dikeluarkan gunung akibat aktivitas magma yang meningkat di lapisan bawah kawah. Jarak antara magma dengan permukaan bumi semakin dekat sehingga menyebabkan suhu lereng dan sekitar kawah menjadi naik melewati batas normal. Tanda ini akan menyebabkan masyarakat di sekitar gunung merasakan panas yang tak biasa dalam setiap waktu tidak terkecuali malam hari.

2. Sumber Mata Air Mengering

Sumber mata air dapat mengering karena panas yang dihasilkan oleh magma. Hal tersebut dapat menyebabkan suhu akan meningkat secara drastis baik di atas permukaan bumi atau suhu pada lapisan tanah yang sebagai tempat sumber mata air. Dari kondisi tersebut dapat mengakibatkan cadangan air tanah akan menguap karena panas yang berasal dari magma.

3. Hewan Turun Gunung

Di hutan sekitar lereng gunung terdapat banyak satwa liar. Jika suhu mengalami peningkatan dan aktivitas vulkanik maka akan menyebabkan hewan-hewan liar akan gelisah dan tidak nyaman sehingga turun menuju kaki gunung dan bahkan ada yang masuk ke pemukiman masyarakat sebelum adanya letusan.

4. Sering Terjadi Gempa Tremor

Gempa tremor dapat disebabkan karena peningkatan aktivitas magma yang terdorong ke segala arah akibat tekanan endogen yang sangat besar. Hal tersebut menyebabkan lapisan batuan tertekan sehingga menimbulkan sebuah getaran yang disebut dengan gempa. Aktivitas tersebut menjadi tanda penting karena selalu terjadi sebelum erupsi gunung.

5. Sering Terjadi Gemuruh

Gemuruh disebabkan oleh aktivitas magma yang ingin keluar melalui kawah. Umumnya, suara gemuruh akan diikuti oleh gempa, tetapi pada status siaga sering diikuti oleh keluarnya gas dan debu vulkanik. Jika kondisi tersebut semakin meningkat maka dipastikan gunung berapi akan meletus.

Demikianlah artikel tentang tanda-tanda gunung berapi akan meletus. Semoga artikel ini bermanfaat bagi anda. Selamat membaca..

12 Jenis Gunung Berapi Paling Aktif di Indonesia

12 Jenis Gunung Berapi Paling Aktif di Indonesia


12 jenis gunung berapi paling aktif di Indonesia. Sebenarnya Indonesia memiliki kurang lebih 127 gunung berapi. Gunung berapi merupakan gunung yang terbentuk akibat material hasil erupsi menumpuk di sekitar pusat erupsi. Indonesia memiliki banyak gunung berapi karena Indonesia adalah bagian dari cincin api pasifik. Gunung berapi yang terdapat di Indonesia dapat terbentuk akibat zona subduksi antara lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia. Umumnya gunung berapi di Indonesia yang masih aktif berada di wilayah yang memiliki penduduk kurang lebih 5 juta. Apabila gunung berapi meletus akan menyebabkan magma keluar dari dalam gunung yang berupa lahar atau lava. Selain lava gunung berapi juga dapat menyebabkan aliran lumpur, abu, awan panas, kebakaran hutan, gelombang tsunami dan sebagainya. Jadi penduduk yang tinggal di dekat gunung berapi harus selalu memperhatikan tanda-tanda alam serta peringatan yang diberikan oleh pemerintah. Nah, untuk lebih jelasnya tentang gunung berapi yang paling aktif simaklah artikel ini sampai selesai.

Jenis-Jenis Gunung Berapi

Berdasarkan aktivitasnya, gunung berapi dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu aktif, istirahat dan tidak aktif (mati). Sedangkan menurut bentuknya, gunung berapi dapat dibedakan menjadi empat yaitu kerucut (strato), perisai (tameng), cinder cone dan kaldera. Berikut adalah daftar nama gunung berapi, antara lain :

1. Gunung Sinabung

Gunung Sinabung adalah gunung berapi yang terdapat di Dataran Tinggi Karo, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Indonesia. Di dekat gunung SINABUNG terdapat gunung Sibayak yang keduanya termasuk gunung berapi aktif di Sumatera Utara dengan ketinggian gunung mencapai 2.451 meter dan sebagai puncak tertinggi di provinsi tersebut. Sejak tahun 1600, gunung ini tidak pernah tercatat meletus lagi tetapi pada tahun 2010 gunung ini mendadak aktif kembali dan meletus. Letusan terakhir gunung ini terjadi sejak September tahun 2013 hingga kini.

2. Gunung Merapi

Gunung Merapi memiliki ketinggian puncak sekitar 2.968 meter di atas permukaan laut pada tahun 2006. Letak gunung Merapi yaitu di bagian tengah Pulau Jawa dan termasuk salah satu gunung berapi paling aktif di Indonesia. Pada lereng gunung Merapi sebelah selatan terletak dalam administrasi wilayah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan sisanya berada dalam Provinsi Jawa Tengah yaitu Kabupaten Magelang di sebelah barat, Kabupaten Boyolali di sebelah utara dan timur serta Kabupaten Klaten di sebelah tenggara. Gunung Merapi merupakan gunung yang paling berbahaya sebab menurut catatan modern, gunung ini dapat mengalami letusan setiap dua hingga lima tahun sekali dan di sekitar gunung terdapat pemukiman penduduk yang sangat padat.

3. Gunung Lokon

Gunung Lokon terletak di Kota Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara. Gunung Lokon memiliki ketinggian 1.580 mdpl dan memiliki puncak gunung yang berjarak sekitar 5.300 meter di sebelah barat laut kota Tomohon serta sekitar 6.700 meter di sebelah barat daya kota Kecamatan Pineleng. Terakhir meletus pada tahun 2001 dan beberapa lokasi di kota Manado yang memiliki jarak kurang lebih 25 km dari gunung tersebut di tutupi oleh hujan debu yang mengguyur kota tersebut karena tiupan angin.

4. Gunung Rinjani

Letak gunung Rinjani yaitu di pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gunung Rinjani merupakan gunung berapi tertinggi ke dua yang ada di Indonesia dengan ketinggian puncak 3.726 mdpl. Gunung ini menjadi gunung terfavorit bagi para pendaki karena memiliki pemandangan yang sangat indah. Gunung Rinjani memiliki luas kurang lebih 41.330 ha dan menjadi bagian dari Taman Nasional Gunung Rinjani.

5. Gunung Tangkuban Perahu

Gunung Tangkuban Perahu merupakan salah satu gunung yang terdapat di provinsi Jawa Barat, Indonesia. Letaknya kurang lebih 20 km ke arah utara kota Bandung. Gunung ini memiliki ketinggian puncak sekitar 2.084 meter. Gunung tangkuban perahu ini di kelilingi oleh kebun teh serta pepohonan pinus.

6. Gunung Krakatau

Gunung Krakatau berada di selat Sunda pulau Jawa serta Sumatra. Gunung Krakatau merupakan kepulauan vulkanik yang masih tetap aktif. Pada tahun 1883 mengalami letusan yang sangat dahsyat karena awan panas dan tsunami yang mengakibatkan  tewasnya kurang lebih 36.000 jiwa.

7. Gunung Gede

Gunung Gede merupakan salah satu gunung yang berada di pulau Jawa, Indonesia. Lokasi gunung Gede terdapat di tiga Kabupaten yaitu Kabupaten Bogor, Kabupaten Cianjur, dan Kabupaten Sukabumi. Gunung Gede memiliki ketinggian sekitar 1.000-3.000 mdpl. Rata-rata suhu di puncak gunung Gede yaitu sekitar 180C dan pada malam hari suhu puncak sekitar 50C dengan curah hujan rata-rata 3.600 mm/tahun.

8.Gunung Bromo

Gunung Bromo merupakan gunung berapi yang aktif di Jawa Timur. Puncak gunung Bromo sekitar 2.329 meter di atas permukaan laut. Gunung Bromo memiliki bentuk yang bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir yang luasnya sekitar 10 kilometer persegi. Daerah berbahaya gunung ini berupa lingkaran yang jari-jarinya 4 km dari kawah Bromo. Gunung ini terkenal sebagai obyek wisata utama di Jawa Timur. Jadi orang yang mendatangi tempat ini dilarang melewati lingkaran tersebut karena berbahaya.

9. Gunung Kelud

Gunung Kelud merupakan salah satu gunung berapi yang tergolong aktif di Indonesia. Letaknya yaitu di Provinsi Jawa Timur, Indonesia, tepatnya di perbatasan antara Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar serta Kabupaten Malang. Gunung ini memiliki ketinggian puncak sekitar 1.731 mdpl. Sejak tahun 1000 M, gunung Kelud sudah meletus kurang lebih 30 kali dan letusan terakhir gunung ini terjadi pada tahun 2014.

10. Gunung Galunggung

Gunung Galunggung memiliki ketinggian puncak sekitar 2.167 meter di atas permukaan laut. Letaknya kurang lebih 17 km dari pusat kota Tasikmalaya. Di areal gunung Galunggung yang luasnya kurang lebih 120 hektare dijadikan obyek wisata serta daya tarik winawisata. Disamping itu terdapat wisata lain seluas kurang lebih 3 hekatare dijadikan pemandian air panas yang memiliki banyak fasilitas seperti kolam renang.

11. Gunung Merbabu

Gunung Merbabu yaitu gunung berapi yang bertipe Starto. Letak gunung Merbabu berada di lokasi Kabupaten Magelang di lereng sebelah barat dan Kabupaten Boyolali di lereng samping timur, Provinsi Jawa Tengah.

12. Gunung Kerinci

Gunung Kerinci merupakan gunung tertinggi yang ada di Sumatra, Indonesia. Ketinggian puncak sekitar 3.805 mdpl dan sebagai puncak tertinggi di luar Papua. Letak gunung Kerinci yaitu di Provinsi Jambi, tepatnya di Pegunungan Bukit Barisan sekitar 130 km sebelah selatan Padang. Gunung ini memiliki kawah yang airnya berwarna hijau dengan luas 400x120 meter. Di sebelah timur terdapat danau Bento yang berbetuk rawa berair jernih serta di belakang terdapat gunung tujuh yang memiliki kawah sangat indah.


Demikianlah artikel tentang 12 jenis gunung berapi paling aktif di Indonesia. Semoga artikel ini bermanfaat bagi anda.


Tuesday, September 13, 2016

Konsep – Konsep Tentang Realitas Sosial (Hubungan Kemasyarakatan) Dalam Sosiologi

Konsep – Konsep Tentang Realitas Sosial (Hubungan Kemasyarakatan) Dalam Sosiologi


Konsep-konsep tentang realitas sosial (hubungan kemasyarakatan). Manusia pada dasarnya memiliki kemampuan untuk memenuhi semua kebutuhan hidupnya. Sehingga manusia akan saling berinteraksi antara manusia satu dengan yang lainnya. Maka terbentuklah suatu kesatuan dalam masyarakat tersebut. Jadi dalam masyarakat tercipta adanya realitas sosial dalam masyarakat. Realitas sosial adalah suatu kenyataan yang dapat kita lihat dalam kehidupan kemasyarakatan sehari – hari sebagai akibat dari keinginan manusia untuk bersatu dengan manusia yang lainnya. Dalam sosiologi tidak memandang sebuah kejadian tetapi hanya berdasarkan yang nampak saja melainkan sampai ke bagian fakta yang tersembunyi di balik sebuah fenomena sosial. Fenomena sosial adalah suatu gejala yang muncul di masyarakat dan dapat disaksikan oleh panca indera manusia serta dinilai secara ilmiah.

Realitas sosial adalah suatu kenyataan yang dapat dilihat dalam kehidupan sehari – hari sebagai akibat dari keinginan manusia yang bersatu dengan manusia lainnya.

1. Menurut Emilie Durkheim, realitas sosial berlangsung melalui beberapa tahap yaitu :
  • Pengenalan adalah suatu hal baru yang diwujudkan dalam bentuk ajaran yang diperkenalkan oleh seseorang secara langsung atau pun tidak langsung melalui komunikasi dan interaksi sosial sehingga dapat dipahami oleh setiap anggota masyarakat.
  • Order adalah suatu nilai atau ajaran yang di akui serta dipatuhi seluruh anggota masyarakat yang ada didalamnya.
  • Keajegan adalah kondisi masyarakat yang secara tetap dan teratur dalam melaksanakan nilai – nilai atau ajaran – ajaran yang ada.
  • Pola adalah suatu nilai yang telah tetap dan teratur dan dijadikan modal untuk ditiru oleh setiap anggota masyarakat.
2. Bentuk – bentuk realitas sosial

Relaitas sosial terbentuk karena hasil dari kehidupan sosial manusia sehari – harinya. Bentuk – bentuk realitas sosial yaitu sebagai berikut :

a. Keluarga

Dalam arti sempit, keluarga adalah kesatuan sosial terkecil dalam masyarakat. Dalam arti luas, keluarga adalah kelompok orang yang dipersatukan dalam pernikahan yang membentuk satu rumah tangga dan saling berkomunikasi dan juga berinteraksi satu sama lain. Keluarga dapat di bedakan menjadi 2 yaitu keluarga luas (extended family) yang terdiri dari kakek, nenek, ayah, ibu, anak – anak dan semua cucu yang ada dalam satu rumah. Dan keluarga inti (nuclear family) yang terdiri dari ayah, ibu dan anak – anak yang belum nikah.

b. Kekerabatan

Kekerabatan adalah kesatuan sosial yang anggota – anggotanya mempunyai buhungan pertalian darah. Sistem kekerabatan yang umum berlaku adalah :
  1. Bilateral / parental. Bahwa suatu anggota kelompok kekerabatan ditentukan melalui garis keturunan ayah dan ibu secara bersama – sama. Dalam sistem bilateral ini kedudukan pria dan wanita sama. Contoh masyarakat yang melakukan sistem ini yaitu Jawa, Dayak dan Melayu.
  2. Unilateral / unilateral. Bahwa suatu anggota kelompok kekerabatan ditentukan melalui garis keturunan salah satu pihak yaitu antara pihak ayah atu ibu. Jika ditarik dari pihak ayah disebut dengan Patrilineal (patri/pater). Sedangkan jika ditarik pada pihak ibu disebut dengan Matrilineal (matri/mater). Contoh masyarakat yang melakukan sistem ini yaitu Batak, Makassar dan Minangkabau.

Sistem Kekerabatan
Sistem Kekerabatan

c. Perkumpulan

Perkumpulan adalah satu kesatuan sosial yang didasarkan oleh adanya kesamaan kepentingan. Syarat dari sebuah perkumpulan yaitu :
  1. Adanya sistem interaksi antar anggota.
  2. Adanya norma yang menagtur interaksi.
  3. Tempat sebagai kesatuan dari individu yang kadang berkumpul.
d. Ketetanggaan

Ketetanggaan adalah satu kesatuan sosial yang atas orang – orang yang tempat tinggalnya berdekatan. Dalam kehidupan sehari – hari pasti kita membutuhkan pertolongan dari saudara dekat. Sehingga tetangga adalah saudara dekat kita walaupun tidak ada hubungan dara, namun tetangga yang selalu ada jika kita membutuhkan.

e. Persahabatan

Persahabatan adalah satu kesatuan sosial yang melibatkan orang – orang yang berhubungan akrab satu sama lain atas dasar perhatian dan kepentingan. Dalam hal ini bukan atas dasar saling cinta asmara. Tetapi cinta dalam hal kepentingan.

f. Saingan

Saingan adalah kelompok orang – orang yang terlibat dalam perebuatan sesuatu yang jumlahnya terbatas. Tanpa disertai pertentangan dan usaha saling menjatuhkan.

g. Masyarakat

Masyarakat adalah sekelompok orang yang menempati wilayah tertentu dan membina kehidupan bersama dalam berbagai aspek kehidupan atas dasar norma sosial tertentu dalam waktu yang cukup lama. Dalam masyarakat ini tidak dapat berdiri sendiri, tetapi erat hubungannya dengan lingkungan.

h. Suku bangsa

Suku bangsa adalah sekelompok manusia yang terikat oleh kesadaran dan kesatuan kebudayaan yang dikuatkan oleh kesatuan bahasa. Suku bangsa mempunyai ciri – ciri yaitu ukuran tubuh yang sama, warna kulit yang sama, bertempat tinggal yang sama dan cara penghidupan yang sama.

i. Badan internasional

Badan internasional adalah sebagai wadah kerjasama antar beberapa negara mengenai segi kehidupan sosial budaya, ekonomi, politik dan hankam. Contohnya PBB, ASEAN, OPEC dll.

Demikianlah yang dapat saya sampaikan tentang konsep – konsep realitas sosial. Semoga bermanfaat bagi anda.

Saturday, September 10, 2016

[Artikel Lengkap] Mengenal Jenis-Jenis Angin

[Artikel Lengkap] Mengenal Jenis-Jenis Angin


Mengenal jenis-jenis angin. Pada artikel kali ini kita akan membahas tentang jenis-jenis angin. Mungkin selama ini kita hanya tahu bahwa jenis angin hanya ada satu, sebenarnya jenis angin sangat beragam. Angin memiliki bentuk atau wujud yang tak kasat mata. Kita hanya bisa mengetahui tentang adanya angin lewat hembusan di udara atau bisa juga dengan bergeraknya tumbuhan di sekitar. Angin termasuk sumber daya alam yang dapat diperbaharui artinya sumber daya alam tersebut dapat kembali pulih dengan cepat setelah dieksplor oleh manusia dalam waktu yang sangat singkat. Dalam kehidupan sehari-hari, makhluk hidup sangat membutuhkan angin karena berguna untuk bernapas. Nah untuk lebih jelasnya, langsung saja kita bahas tentang jenis-jenis angin.

Pengertian Angin

Angin merupakan udara yang bergerak akibat rotasi bumi dan perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Perbedaan udara itulah yang menyebabkan gerakan udara atau angin. Angin bergerak dari daerah yang bertekanan maksimum menuju ke daerah bertekanan minimum. Jadi semakin tinggi sebuah tempat maka tekanan udaranya semakin berkurang. Angin bergerak dari belahan bumi utara menolak ke kanan dan dari belahan bumi selatan membelok ke kiri. Kecepatan sebuah angin dapat ditentukan oleh perbedaan tekanan udara antara tempat asal dan tujuan angin serta kondisi medan yang dilaluinya. Alat untuk mengukur kecepatan angin adalah Anemometer. Dalam melakukan proses terjadinya sebuah angin, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya karena angin tidak dapat muncul secara tiba-tiba. faktor-faktor yang mempengaruhi proses terjadinya angin, antara lain :
  • Gradien Barometris merupakan sebuah bilangan yang menunjukkan perbedaan tekanan udara dari dua isobar yang memiliki jarak 111 km. Jika gradien barometrisnya semakin besar maka tiupan angin juga semakin cepat
  • Letak tempat. Kecepatan angin akan lebih cepat jika berada di dekat khatulistiwa jika dibandingkan dengan tempat yang letaknya sangat jauh dengan khatulistiwa
  • Ketinggian tempat. Semakin tinggi sebuah tempat maka semakin kencang angin yang tertiup
  • Waktu. Angin akan lebih cepat bergerak pada waktu siang hari sedangkan pada malam hari angin akan bergerak lebih melambat
Angin juga seperti manusia bahkan makhluk hidup lainnya karena angin memiliki hal alamiah lainnya sehingga angin memiliki sifat tertentu. Sifat-sifat tertentu angin antara lain :
  • Angin dapat menyebabkan tekanan pada permukaan yang menentang arah angin tersebut
  • Angin dapat mempercepat pendinginan dari benda yang bersifat panas
  • Angin mempunyai kecepatan yang beragam dari satu tempat ke tempat lainnya dan dari waktu ke waktu

Jenis-Jenis Angin

Angin mempunyai banyak jenis yang belum kita ketahui. Walaupun demikian angin dapat digolongkan menjadi dua jenis, antara lain :

1. Angin Tetap

Angin tetap merupakan angin yang memiliki arah hembusan yang tetap sepanjang tahunnya. Angin tetap dapat dibedakan lagi menjadi empat macam yaitu :
  • Angin Pasat, merupakan angin yang berhembus terus menerus dari daerah subtropis utara atau selatan menuju ke equator atau khatulistiwa
  • Angin Anti Pasat, merupakan angin yang berhembus dari daerah equator menuju ke daerah subtropis. Hal tersebut dapat terjadi karena daerah tersebut memiliki tekanan udara yang telah berubah menjadi minimum
  • Angin Barat, merupakan angin tetap yang berhembus dari daerah maksimum subtropics menuju ke daerah minimum frontal (lintang 66 ½ 0 LU/LS), minimum subpolair dari 350-66 ½ 0 LU/LS
  • Angin Timur, merupakan angin tetap yang berhembus dari daerah maksimum menuju ke kutub atau maksimum polair ke daerah minimum subpolair (900-66 ½ 0 LU/LS)
2. Angin Tidak Tetap

Angin tidak tetap merupakan angin yang memiliki arah hembusan yang tidak tetap atau tidak menentu sepanjang tahun. Angin tetap dapat digolongkan menjadi dua yatitu :

1. Angin Muson merupakan angin yang berganti arah dalam periode tertentu (kurang lebih 6 bulan). Angin muson ini disebabkan adanya perbedaan tekanan udara yang terjadi pada dua benua yang mengapit kepulauan Indonesia yaitu benua Asia yang kaya akan perairan dan Australia yang kering. Pergantian arah dapat disebabkan karena letak matahari (gerak semu) yang ½ tahun berada di utara dan ½ tahun berada di selatan. Juga dapat disebabkan karena pengaruh panas matahari terhadap daratan dan samudera tidak sama. Angin muson ini dapat dibagi menjadi dua macam, antara lain :
  • Angin Muson Barat, merupakan angin yang berhembus dari benua Asia (musim dingin) menuju ke benua Australia (musim panas) serta mengandung curah hujan yang sangat banyak dan biasanya dapat terjadi di Indonesia bagian barat. Angin muson barat ini akan berpengaruh terjadinya musim penghujan sehingga dapat terjadi pada bulan Oktober-April. Bulan Oktober-April kedudukan matahari berada di belahan bumi selatan, akibatnya belahan bumi selatan memiliki suhu lebih tinggi jika dibandingkan dengan belahan bumi utara. 
  • Angin Muson Timur, merupakan angin yang berhembus dari benua Australia (musim dingin) menuju ke benua Asia (musim panas) serta mengandung curah hujan yang sedikit dan biasanya terjadi di Indonesia bagian timur. Sehingga angin muson timur sangat berpengaruh terjadinya musim kemarau yang terjadi pada bulan April-September. Bulan April-September kedudukan matahari berada di belahan bumi utara. 
2. Angin Lokal

Angin lokal dapat dibedakan menjadi lima kelompok, antara lain :
  • Angin Darat dan Angin Laut. Angin darat merupakan angin yang bertiup dari daratan menuju ke lautan. Biasanya angin darat dapat terjadi pada malam hari sekitar pukul 20.00 sampai 06.00. Angin darat dapat dimanfaatkan nelayan untuk berangkat mencari ikan. Sedangkan angin laut merupakan angin yang bertiup dari laut menuju ke darat. Biasanya terjadi pada siang hari sekitar pukul 09.00 sampai 16.00. Angin laut dimanfaatkan nelayan untuk pulang dari menangkap ikan di laut.
  • Angin Lembah dan Angin Gunung. Angin lembah merupakan angin yang bertiup dari lembah menuju ke puncak gunung dan biasanya terjadi pada siang hari. Sedangkan angin gunung merupakan angin yang bertiup dari puncak gunung menuju ke lembah dan biasanya terjadi pada malam hari. 
  • Angin Fohn. Angin fohn merupakan angin yang dapat terjadi sesuai dengan hujan Orografis. Umumnya angin fohn akan bertiup pada suatu wilayah dengan temperatur dan kelengasan yang berbeda. Angin fohn akan jatuh dari puncak gunung yang bersifat panas dan kering karena uap airnya sudah dibuang pada saat hujan orografis.  Sehingga angin fohn bersifat merusak dan dapat menimbulkan korban. Misal tanaman yang terkena angin fohn dapat mati sedangkan pada manusia akan mengalami penurunan daya tahan tubuh terhadap penyakit. Contoh angin fohn adalah angin Bahorok di Deli, angin Kumbang di Cirebon, angin Gending di Pasuruan, dan sebagainya. 
  • Angin Siklon dan Anti Siklon. Angin siklon merupakan angin yang gerakannya memusat karena daerah bertekanan minimum yang dikelilingi oleh daerah yang bertekanan maksimum. Sedangkan angin anti siklon merupakan angin yang gerakannya meninggalkan pusat karena daerah bertekanan maksimum yang dikelilingi daerah bertekanan minimum. Kedua jenis angin ini dapat terjadi pada daerah yang memiliki perbedaan suhu yang mencolok sehingga gradien barometrisnya tinggi. Pola gerakan angin siklon dan anti siklon adalah sebagai berikut. 
Pola gerakan angin siklon dan anti siklon
Pola gerakan angin siklon dan anti siklon

Demikianlah artikel tentang jenis-jenis angin. Semoga artikel ini bermanfaat bagi anda. Selamat membaca

Disqus Shortname

Ad Inside Post

Comments system